Rabu, Oktober 2


Jakarta

Umi Pipik dan kisah hidupnya punya cerita berliku. Dia tak pernah menyangka saat berusia 37 tahun harus jadi orang tua tunggal untuk keempat anaknya setelah Ustaz Jefry Al-Buchori meninggal dunia.

Tak ingin menganggap semua itu beban, Umi Pipik menyebutnya sebagai ujian. Bahkan saat itu, kondisi kesehatannya ikut kena imbas.

“Ketika itu saya hampir mau stroke loh,” cerita Umi Pipik di studio Pagi Pagi Ambyar, kawasan Transmedia, Jakarta Selatan, kemarin.


Hari-hari Umi Pipik setelah Uje meninggal dunia hanya memilih berada di dalam kamar. Sosok Sandrina Malakiano yang datang menjenguk, melihat kondisinya sudah sangat lemas. Ketika dipanggil ahli pengobatan totok, disebutkan sudah tidak ada oksigen di kepalanya dan apabila telat diketahui bisa berakibat buruk untuk kesehatannya.

“Akhirnya dibawa ke RSPI. Ketika lewat UGD saya teriak-teriak nggak mau lewat situ karena kan almarhum di situ. Hampir seminggu dirawat, dikasih oksigen,” jelasnya.

Saat merasa berada pada posisi terendah, Umi Pipik justru mengalami titik balik. Hal itu muncul saat rumah pribadinya kebakaran dan dirinya semakin merasakan kehilangan.

“Kehilangan ya semua-semuanyalah. Kebakaran rumah itu yang membuat saya kayak Allah kasih lebih tanggung jawab sekali yang ya mungkin saya semua-semua di hadapan saya, punya saya, ternyata bukan punya saya,” kata perempuan kelahiran 26 November 1977 itu.

Pemilik nama lengkap Pipik Dian Irawati itu mengingat saat rumahnya dibakar oleh orang yang sudah ditolongnya. Ketika itu Umi Pipik merasa mustahil selamat dari kebakaran bersama dengan keempat anaknya.

Seorang diri dengan rumah sudah terkepung api, Umi Pipik berusaha menyelamatkan keempat anaknya di kamar. Sampai pada akhirnya mereka harus melompat dari lantai dua demi menyelamatkan diri dari kebakaran yang terjadi setahun setelah Uje meninggal dunia.

“Ya Allah ini apa lagi diambil semua. Di situ saya dikasih tampak semua. Abidzar di usia 12 tahun dengan tangan kena bakar, berhentiin orang-orang yang lagi nyiram air, ‘Om, om sudah azan subuh kita salat jamaah’. Di situ saya, oh ini harta saya. Allah kasih kesempatan saya sama mereka,” ungkapnya.

Keempat buah hatinya menjadi kekuatan untuk Umi Pipik hingga sampai di titik sekarang. Saat itu Umi Pipik hanya berpikir untuk bekerja keras demi anak-anaknya.

“Saat itu saya nggak punya rumah, 9 kali pindah rumah dengan nikmatnya nenteng-nenteng anak-anak. Itu yang akhirnya saya berdoa, ya Allah kasih saya rezeki-rezeki terus supaya bisa besarin mereka, buatin mereka rumah. Saat saya nggak ada mereka punya tempat untuk berteduh,” ucap Umi Pipik menahan tangis dengan suara terbata-bata.

Simak Video “Oklin Fia yang Dipolisikan Umi Pipik Terkait Konten Jilat Es Krim
[Gambas:Video 20detik]
(pus/wes)

Membagikan
Exit mobile version