Rabu, Oktober 2

Jakarta

Penelitian terbaru mengungkap bahwa tinggi Gunung Everest mengalami kenaikan 50 meter pada 85.000 tahun terakhir. Hal ini terjadi karena jaringan sungai di dekatnya telah mengikis bentang alam di sekitar gunung, mendorong puncaknya lebih tinggi lagi.

Erosi dari sungai tersebut menciptakan ngarai yang sangat besar. Akhirnya, menyebabkan Gunung Everest tumbuh hingga 2 mm setiap tahun.

“Gunung Everest adalah gunung mitos dan legenda yang luar biasa dan masih terus bertumbuh,” kata rekan penulis studi, Adam Smith, dari UCL Earth Sciences.


Mengutip dari Metro, studi ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Geoscience dan mengamati tingkat erosi pada Arun, Kosi, dan sungai lainnya di wilayah sekitar.

Peneliti menyimpulkan bahwa sekitar 89.000 tahun yang lalu sungai Arun menyatu dengan jaringan sungai Kosi. Ini menyebabkan lebih banyak air yang disalurkan melalui sungai Kosi, sehingga meningkatkan daya erosifnya.

Dengan semakin banyaknya tanah yang terkikis, hal itu memicu peningkatan laju pengangkatan. Kemudian, ini mendorong puncak-puncak gunung menjadi lebih tinggi.

“Perubahan ketinggian Gunung Everest benar-benar menyoroti sifat dinamis permukaan Bumi. Interaksi antara erosi sungai Arun dan tekanan ke atas mantel Bumi memberikan dorongan pada Gunung Everest, mendorongnya lebih tinggi daripada yang seharusnya,” jelas penulis utama studi Dr Xu Han dari China University of Geosciences.

Saat ini, sungai Arun mengalir di sebelah timur Gunung Everest dan menyatu di hilir dengan sistem sungai Kosi yang lebih besar. Selama ribuan tahun, Arun telah mengikis ngarai besar di sepanjang tepiannya dan menyapu miliaran ton tanah serta sedimen.

Perlu diketahui, Gunung Everest tingginya mencapai 8.849 meter. Angka tersebut sekitar 250 meter lebih tinggi dari puncak tertinggi kedua di pegunungan Himalaya, Nepal.

(ask/ask)

Membagikan
Exit mobile version