Rabu, November 27


Jakarta

Ducati percaya diri menatap musim 2025 meskipun para pesaingnya bakal semakin kuat. Ducati merasa optimis lantaran memiliki Francesco Bagnaia dan Marc Marquez di tim utama. Dua pebalap itu dipercaya bakal menjadi kandidat juara MotoGP tahun depan.

Ducati memang berhasil mendapatkan Marquez, tapi di sisi lain pabrikan asal Borgo Panigale, Italia, itu juga kehilangan tiga pebalap bertalenta. Pertama, ada sang juara dunia MotoGP 2024 Jorge Martin dan Marco Bezzecchi yang hijrah ke Aprilia, selanjutnya ada nama Enea Bastianini yang bakal membela tim satelit KTM Tech3.

Tak hanya kehilangan pebalap-pebalap terbaiknya, Ducati secara tak langsung juga memperkuat rival-rivalnya. Tentunya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki Bezzechi, Martin, dan Bastianini selama di Ducati, sangat berguna di tim baru mereka.


Di samping kehilangan pebalap, Ducati juga kehilangan mitra tim satelitnya, Pramac Racing. Pada musim 2025 Pramac Racing akan menjadi bagian tim satelit Yamaha. Maka artinya, Ducati hanya akan membalap dengan 6 rider dan 3 tim, dari sebelumnya 8 rider dan 4 tim.

Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, mengaku tak masalah jika tim-tim lain semakin berkembang dan kuat. Kata Tardozzi, Ducati masih menjadi tim yang terkuat di MotoGP pada musim depan. Apalagi mereka memiliki Bagnaia dan Marquez.

“Tentu saja kami memperhatikan hal itu. Tapi kami bisa mengambil risiko lebih besar dengan level motor kami saat ini. Dua pebalap tim pabrikan tahun depan adalah Marquez dan Bagnaia. Mereka akan sangat kuat dan akan meningkatkan performa motornya. Makanya kami tidak takut dengan KTM, Aprilia, atau Yamaha,” bilang Tardozzi dikutip Motosan.

Pada musim depan, tim Ducati Lenovo dipastikan menjadi tim yang terkuat karena dihuni oleh peraih gelar juara dunia seperti Marquez yang memiliki 6 gelar MotoGP dan juga ‘Pecco’ Bagnaia yang mengoleksi 2 gelar MotoGP.

“Dalam beberapa aspek, level Marquez berada di atas semua pebalap. Dia dan Pecco memiliki gaya mengemudi yang berbeda, di beberapa area Marquez lebih baik, di area lain Pecco jauh lebih baik. Pecco tidak terkalahkan dalam pengereman, tidak ada pebalap yang mengerem seperti dia,” jelas Tardozzi.

(lua/din)

Membagikan
Exit mobile version