Jumat, November 1


Jakarta

Tiket kapal feri tidak lagi tersedia secara offline. Kini, tiket kapal feri dijual penuh secara daring dengan menggunakan teknologi geofencing.

Penjualan tiket kapal feri dengan daring disampaikan oleh Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin, pada Senin (25/3/2024). Ia menyebut tiket kapal feri sudah dapat dibeli jauh-jauh hari.

“Bahwa tidak ada lagi penjualan tiket di pelabuhan. Itu pertama yang paling penting informasinya. Semua orang diwajibkan bertiket sebelum tiba di pelabuhan. Tiket kami kan sudah bisa dibeli H-60,” kata Ferry dalam kesempatan kerja sama PT ASDP bersama tiket.com.


Pembelian tiket kapal feri secara daring itu melalui platform ferizy atau online travel agent seperti tiket.com. Selain itu, pelancong wajib membeli jauh dari waktu keberangkatan ataupun jauh dari pelabuhan. Itu karena saat ini sudah terdapat teknologi geofencing yang mencegah pelancong membeli tiket dalam jarak tertentu.

“Kita baru juga menerapkan ada namanya geofencing. Jadi kalau bapak ibu mau menyeberangi, sekarang kalau jaraknya sudah 4 kilometer dari pelabuhan Merak udah nggak bisa beli tiket. Jadi belilah jauh-jauh hari, maksimal H-1,” ujar dia.

Penerapan tiketing online ini sejatinya telah dimulai sejak tahun 2020. Namun seiring itu, pada tahun 2023, pembelian tiket secara online sudah mencapai 97 persen.

Ia menyebut dibandingkan antrean 2022 yang mengular, antrean pada tahun 2023 relatif lancar. Bahkan, jika semua pelancong tertib membeli tiket secara daring sebelum keberangkatan, ia menyebut dapat memangkas waktu tunggu.

“Yang pasti lebih nyaman, karena dibandingkan dengan tahun 2022 kan antreannya lumayan panjang. Kalau semua orang tertib punya tiket, sudah bertiket sampai pelabuhan, kemudian dia datang di kurung waktu yang disebutkan di tiket, maka tuh waktu tunggunya sekitar 2-3 jam, maksimal 3 jam lah,” katanya.

“Tapi kalau misalnya nggak punya tiket, biasanya kan dia beli tiket mana aja yang paling deket ternyata 7 jam lagi, jadi waktu nunggunya lama kan di pelabuhan atau rest area. Nanti komplain nih ‘ah nunggunya lama’ padahal dia sendiri yang tidak tertib,” kata dia.

“Jadi harapan kita kalau semua orang itu sudah semua benar-benar bertiket, tiba di pelabuhan dalam kurun waktu yang ditentukan, itu semuanya Insyaallah nunggunya sekitar 2 jam,” ujar dia.

Pelancong yang menuju pelabuhan Merak juga akan menemui delaying sistem yang dilakukan ASDP dengan Kepolisian. Itu untuk memberikan tanda bagi pelancong yang sudah memiliki tiket, serta yang belum.

“Kita ada delaying sistem misal dari Jakarta ada di kilometer 43, 68, 97 juga. 97 itu bener-bener di ujung sebelum keluar tol.nanti akan dibelokkan ke sana diperiksa satu-satu mana yang udah gitu,” kata dia.

Menariknya, sistem ini juga memungkinkan menandai pelancong yang sudah seharusnya segera menaiki kapal dengan pelancong yang masih lama untuk menaiki kapal.

“Tapi biasanya kita kasih sticker, kalau sudah punya tiket waktunya sudah mendekati dikasih stiker ijo, kalau misalnya dia punya tiket tapi waktunya masih lama nih dikasih stiker kuning, kalau merah berarti dia belum punya tiket jadi dia mungkin harus beli di sana. Biasanya di sana juga ada tenaga kita yang memberikan informasi dia bisa beli,” kata dia.

Simak Video “Berkendara Jauh saat Mudik, Penting untuk Istirahat dan Stretching
[Gambas:Video 20detik]
(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version