Jumat, Oktober 25


Jakarta

Ikrar Sumpah Pemuda yang lahir pada 28 Oktober 1928 menjadi bagian dari perjuangan bangsa Indonesia untuk menumbuhkan semangat persatuan melawan kolonialisme. Ikrar ini merupakan rumusan hasil Kongres Pemuda II yang diselenggarakan di tiga tempat berbeda.

Kongres Pemuda II diketahui dibagi menjadi tiga kali rapat, yang masing-masingnya digelar di lokasi berbeda di Jakarta. Di mana saja itu?

3 Lokasi Bersejarah Lahirnya Sumpah Pemuda

Mengutip buku Sejarah Pergerakan Nasional oleh Fajriudin Muttaqin dan Wahyu Iryana, berikut tempat bersejarah lahirnya Sumpah Pemuda


1. Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)

Sidang pertama Kongres Pemuda II dilangsungkan pada Sabtu, 27 Oktober 1928 silam. Lokasi rapatnya digelar di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein Noord. Kini, gedung yang terletak di kawasan Lapangan Banteng tersebut difungsikan sebagai Sekolah Santa Ursula.

Kala itu, rapat dibuka oleh ketua kongres yaitu Sugondo Djojopospito dengan menjelaskan sejarah pergerakan bangsa Indonesia. Mulai dari kemunculan organisasi Budi Utomo hingga perkumpulan pemuda yang bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, dan Jong Ambon.

2. Gedung Oost Java Bioscoop

Tempat sidang kedua pada 28 Oktober 1928 yaitu Gedung Oost Java Bioscoop, Koningsplein Noord. Isi rapatnya membahas soal pendidikan Indonesia yang masih harus diperbaiki dan memiliki sistem tersendiri.

Gedung tersebut dahulu lokasinya berada di Jalan Medan Merdeka Utara atau sekitaran Istana Negara dan Mahkamah Agung. Sayangnya, gedung bersejarah ini sekarang sudah tidak berdiri lagi.

3. Gedung Indonesische Clubgebouw

Lokasi ketiga pertemuan Kongres Pemuda II adalah Gedung Indonesische Clubgebouw. Di sidang terakhir ini, hasil rumusan yang berupa ikrar Sumpah Pemuda diumumkan.

Gedung Indonesische Clubgebouw terletak di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat. Kini gedungnya dialihfungsikan menjadi Museum Sumpah Pemuda.

Dilansir situs Kemdikbud, gedung tersebut ditetapkan sebagai cagar budaya pada 10 Januari 1972. Gedung Indonesische Clubgebouw diberi pemugaran dan diresmikan pada 20 Mei 1973 sebagai Gedung Sumpah Pemuda.

Hingga akhirnya, gedung tersebut ditetapkan sebagai Museum Sumpah Pemuda pada 7 Februari 1983 yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Di museum ini, traveler dapat melihat berbagai koleksi bersejarah yang berkaitan dengan lahirnya ikrar Sumpah Pemuda. Mulai dari catatan hasil Kongres Pemuda, Monumen Persatuan Pemuda, hingga patung para tokoh perumus ikrar ini. Biola milik WR Soepratman yang digunakan untuk memainkan lagu Indonesia Raya pertama kalinya saat penutupan Kongres Pemuda II juga dapat dilihat di sana.

Jika tertarik berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda, detikers dapat datang di hari Selasa-Minggu dari jam 08.00-16.00 WIB. Tiket masuknya juga sangat terjangkau, Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak.

(azn/row)

Membagikan
Exit mobile version