Minggu, Februari 23


Tangerang

Pemerintah Prabowo Gibran memangkas anggaran secara besar-besaran. Ketua ASTINDO menyebut sudah tidak ada waktu buat mengeluh terkait itu.

Efisiensi alias pemangkasan anggaran secara besar-besaran yang dilakukan pemerintah Prabowo Gibran berdampak ke berbagai sektor, terutama pariwisata. Banyak hotel yang mengeluh sepi karena acara-acara dibatalkan dan perjalanan dinas ditiadakan.

Menanggapi hal itu, ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Pauline Suharno menyatakan sudah tidak ada waktu lagi buat mengeluh terkait pemangkasan anggaran itu. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana memikirkan cara untuk bisa survive.


“Bapak Presiden sudah melakukan pemotongan anggaran besar-besaran terkait Government Spending, perjalanan dinas dan sebagainya. Apakah kita terimbas? Sangat terimbas, teman-teman dari GIPI, tadi juga sudah mengeluh luar biasa. Tapi bagi kami teman-teman travel agent, tidak ada waktu untuk mengeluh, karena kami harus terus memutar otak bagaimana caranya teman-teman bisa survive,” tegas Pauline kepada detikTravel, Jumat (21/2/2025).

Travel-travel agent yang tergabung dalam ASTINDO pun melakukan semua yang mereka bisa agar bertahan menghadapi kebijakan pemerintah Prabowo Gibran. Salah satu cara yang mereka tempuh adalah kolaborasi.


“Jadi apa yang kami lakukan sekarang ini adalah kami berkolaborasi dengan berbagai stakeholder lainnya, kami berkolaborasi antar asosiasi, dengan maskapai, dengan pengelola bandara, supaya kita bisa mempertahankan rute-rute pesawat, supaya mereka mau tetap terbang ke Indonesia,” imbuh Pauline.

“Caranya gimana? ya dengan receipt local. Kalau untuk dari Indonesia ke luar negeri atau luar kota, kita buat acara B to C yaitu Astindo Travel Fair,” kata Pauline.

Sedangkan jika ditanya bagaimana dengan mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia, Pauline sampai mengatakan pihak industri mau untuk urunan dana agar mereka bisa berpromosi ke luar negeri jika pemerintah benar-benar tidak ada anggaran untuk itu.

“Tapi kalau untuk mendatangkan wisatawan mancanegara, dimana sekarang pemerintah pusat tidak memiliki anggaran untuk promosi di mancanegara, kami kolaborasi dengan berbagai stakeholder. Kita urunan duit deh dari industri. Kita yang buka paviliun di sana dan kita mengajak teman-teman industri untuk berpameran di sana untuk promosikan Indonesia, supaya target dari Kementerian Pariwisata 14,8 juta wisatawan mancanegara bisa masuk ke Indonesia,” pungkas Pauline.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version