Selasa, September 24


Jakarta

Thailand mewajibkan para produsen kendaraan listrik di negaranya untuk memproduksi komponen mobil listrik secara lokal mulai 2026. Hal ini dilakukan untuk melahirkan industri-industri baru di bidang kendaraan elektrifikasi.

Dikutip dari Bangkok Post, Direktur Jenderal Departemen Cukai Thailand Ekniti Nitithanprapas mengatakan, ada tiga komponen utama EV (electric vehicle) yang bisa dibuat secara lokal di Thailand.

Ketiga komponen mobil listrik tersebut yakni, motor listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik untuk menggerakkan kendaraan, kemudian reduktor dengan fungsi serupa girboks pada kendaraan bermesin pembakaran, terakhir ada inverter yang punya fungsi mengubah arus searah (DC) dari baterai menjadi arus bolak-balik (AC) untuk memasok listrik ke motor. Komponen-komponen utama mobil listrik tersebut harus diproduksi secara lokal di Thailand mulai 2026.


Menurut Ekniti, setelah pemerintah melalui Departemen Cukai memperkenalkan tahap pertama (3.0) dan tahap kedua (3.5) dari langkah-langkah mempromosikan mobil EV, produsen yang berpartisipasi dalam program tersebut secara bertahap telah membangun basis produksi di Thailand, dengan total nilai investasi lebih dari 80 miliar baht atau setara Rp 36,9 triliun.

Perusahaan yang berpartisipasi dalam program tersebut diharuskan memproduksi kendaraan listrik secara lokal untuk mengimbangi impor yang setara 100% penjualan pada tahun pertama. Jika perusahaan gagal memenuhi persyaratan produksi lokal pada tahun kedua, perusahaan harus memproduksi 1,5 kali lipat dari volume penjualan.

Persyaratan ini memaksa produsen mobil untuk mendirikan basis produksi di Thailand, yang mengarah pada investasi dan industri baru sejalan dengan kebijakan departemen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi.

Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah Thailand sudah memberikan ‘karpet merah’ kepada produsen mobil listrik untuk melakukan niaga di negaranya, khususnya untuk merek-merek mobil listrik asal China. Salah satu public policy itu adalah lahirnya program subsidi kendaraan listrik di Thailand yang dimulai dari 2022 berdasarkan Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China. Program itu bertujuan agar mobil listrik lebih terjangkau. Pemerintah Thailand menawarkan subsidi hingga 150.000 baht (setara Rp 68 juta) per unit kendaraan listrik.

Perjanjian tersebut juga menghapuskan tarif atas kendaraan listrik impor asal China yang akan dijual di Thailand. Syaratnya perusahaan itu harus memproduksi mobil listrik di Thailand sejumlah mobil yang telah diimpor sejak 2022.

(lua/dry)

Membagikan
Exit mobile version