Kamis, Januari 30


Jakarta

Pemerintah Thailand menargetkan jalur kereta cepat menuju China akan mulai beroperasi pada 2030. Target ini molor dari target sebelumnya pada 2021.

Juru Bicara Pemerintah Thailand Jirayu Houngsub mengatakan saat ini lebih dari sepertiga konstruksi telah selesai di ruas yang menghubungkan kota Bangkok dengan Nakhon Ratchasima, Thailand. Ruas yang menghubungkan Nong Khai dengan perbatasan Laos siap beroperasi pada 2030.

Sementara saat ini jalur kereta cepat yang menghubungkan dari Ibu Kota Laos Vientiane ke kota Kunming China sudah mulai beroperasi. Biaya membangun jalur itu senilai US$ 6 miliar.


Sebagai informasi, pembangunan kereta cepat tersebut akan menghubungkan dengan Nong Khai, Thailand dengan China melalui Vientiane. Adapun total biaya yang dibutuhkan Thailand untuk membangun jalur tersebut sebesar 434 miliar baht atau setara US$ 12,6 miliar.

“Ini adalah kesempatan bagi Thailand untuk terhubung dengan ekonomi global,” kata Jirayu, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu (29/1/2025).

Jirayu menjelaskan proyek tersebut menguntungkan bagi Thailand lantaran dapat menjadikan Negeri Gajah Putih itu sebagai pusat logistik.

Pengumuman ini muncul setahun setelah China mendesak Thailand untuk mempercepat pembangunan jalur kereta api. Pembahasan mengenai jalur kereta cepat api ini dimulai hampir dua dekade lalu di mana Thailand serta China menandatangani perjanjian pembangunannya pada tahun 2017.

Kedua negara juga sepakat untuk target operasional proyek tersebut tahun 2021. Namun, pembangunan mengalami penundaan karena ketidaksepakatan mengenai pembiayaan dan desain, serta gangguan akibat pandemi COVID-19.

Kereta Cepat Thailand-China masuk dalam dari Prakarsa Sabuk dan Jalan Belt Road Initiative (BRI) yang diusung Presiden Tiongkok Xi Jinping. Program tersebut dirancang untuk mengembangkan perdagangan dan infrastruktur global.

(hns/hns)

Membagikan
Exit mobile version