Selasa, Juli 2


Jakarta

Normalnya posisi testis berada di kantong zakar atau skrotum yakni di bawah penis. Namun pada undescended testis (UDT), testis tidak turun ke posisi tersebut dan menyebabkan berbagai dampak kesehatan.

Menurut urolog dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Putu Angga Risky Raharja, SpU, FICS, testis pada awalnya memang berkembang di rongga perut. Sebelum atau saat bayi laki-laki dilahirkan, testis akan turun ke posisi yang seharusnya.

Beberapa anak mengalami kondisi UDT yang membuat proses turunnya testis terganggu. Akibatnya, salah satu atau kedua testis tidak turun, tertahan di selangkangan atau bahkan tetap berada di rongga perut.


Apakah mengkhawatirkan? Jika bayi laki-laki terlahir dengan testis yang tidak teraba, maka biasanya dokter akan melakukan observasi.

“Bisa ditunggu sampai usia 6 bulan. Tapi kalau setelah usia 6 bulan testisnya belum turun, kemungkinan besar tidak akan bisa turun kalau tidak ada intervensi pembedahan,” kata dr Angga.

Batas usia 6 bulan biasanya menjadi patokan apakah si kecil butuh intervensi atau tidak. Jika memang membutuhkan operasi, maka akan dilakukan sebelum usia 12 bulan.

“Tidak ada manfaatnya kita menunggu usianya lebih besar lagi, kalau sudah 6 bulan belum turun sebaiknya lakukan tindakan pembedahan,” jelas dr Angga.

Bagaimana memperbaikinya? Menurut dr Angga, tindakan yang dilakukan akan menyesuaikan hasil observasi. Jika testis masih berada di rongga perut, maka dokter akan melakukan operasi dengan laparoskopi.

“Kalau memang sudah di selangkangan, artinya sudah teraba, biasanya dengan penurunan biasa atau operasi terbuka,” jelasnya.

(up/up)

Membagikan
Exit mobile version