Rabu, Oktober 9

Jakarta

Israel mengoperasikan beberapa sistem pertahanan untuk menghadang rudal lawan, yang terkenal adalah Iron Dome. Sejauh ini, sistem tersebut cukup ampuh melindungi mereka, namun mungkin akan rentan dalam perang berkepanjangan.

Belum lama ini, Iran menembakkan sekitar 180 rudal balistik ke area Israel, yang diklaim sebagian besar berhasil dicegat. Namun, beberapa rudal mendarat di beberapa pangkalan angkatan udara dan dekat markas Mossad, meski menurut IDF tak menyebabkan kerusakan signifikan.

Selain Iron Dome, sistem seperti David’s Sling dan Arrow 2 serta Arrow 3 memberi pertahanan terhadap rudal jarak menengah dan jauh. “Kami menggunakan David’s Sling untuk mencegat roket dari Lebanon, dan Arrow 3 untuk melawan rudal balistik dari Iran. Ini bukan hanya Iron Dome. ini adalah jaringan sistem yang bekerja bersama,” cetus Brigjen Doron Gavish.


Namun lama kelamaan, Iron Dome dan sistem lainnya mungkin jebol juga. “Iron Dome melakukan pekerjaan luar biasa, tapi seperti sistem pertahanan lain, pertempuran berkepanjangan dan intensitas tinggi membebaninya, ia tak dibuat untuk konflik dengan durasi dan intensitas seperti ini,” cetus Hilla Haddad Chmelnik, insinyur kedirgantaraan yang mengaku berperan penting dalam mengembangkan Iron Dome.

Dikutip detikINET dari Fox News, ia mengakui sistem itu sedang diuji dengan cara yang awalnya tak dirancang untuknya. Ancaman tak hanya dari Iran. Baru minggu lalu ratusan roket, rudal, dan UAV diluncurkan ke Israel dari Hizbullah di Lebanon. Hizbullah diyakini memiliki sekitar 140.000 roket dan jauh lebih canggih dari yang digunakan Hamas dan dapat menembus jauh lebih dalam ke Israel.

Lalu ada kemungkinan perang meluas dengan Iran meski sejauh ini, rudal dari Iran masih bisa ditangkal. “Dibandingkan Lebanon, ancaman dari Iran lebih mudah dikelola,” katanya. Pasalnya, karena jarak yang jauh, Israel dapat mendeteksi ancaman rudal dari Iran.

Sejak Oktober 2023, lebih dari 20 ribu rudal ditembakkan dari Gaza dan Lebanon, membuat sistem pertahanan Isreal terus tertekan. “Saat mendesain Iron Dome, kami tidak membayangkan ia harus berfungsi seperti ini. Sistem itu dibuat untuk jangka pendek, bukan setahun,” kata Haddad.

Beberapa bulan terakhir, sebagian roket musuh lolos dari pertahanan, menyebabkan kerusakan di Israel utara.”Tidak ada pertahanan sempurna. Kenyataannya, semakin lama perang berlangsung, semakin besar tekanan pada sistem,” tambahnya.

Sementara itu, musuh terus belajar. “Tiap kali Iron Dome berhasil mencegat roket, musuh mengawasi, belajar, dan beradaptasi. Itu sebabnya kita melihat ancaman lebih kompleks muncul, seperti UAV dan pesawat nirawak, yang lebih sulit dicegat,” papar Haddad.

Meskipun Iron Dome sejauh ini tetap efektif, masa depan tidak pasti. Seiring berjalannya perang, makin sulit untuk mempertahankan tingkat pertahanan yang sama.

(fyk/rns)

Membagikan
Exit mobile version