Jakarta –
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengungkap penyebab kawanan burung pipit yang mati di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. BKSDA menyebut burung-burung itu mati setelah pohon tempat mereka bersarang tersambar petir.
“Pohon bukan tumbang melainkan terdapat ranting yang patah akibat tersambar petir, sehingga kawanan burung pipit yang sedang bertengger istirahat di pohon tersebut ikut tersambar dan mati,” ujar Kepala BKSDA Bali Ratna Hendratmoko, Minggu (24/11/2024).
Ratna menuturkan peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (21/11/2024). Menurutnya, bangkai kawanan burung dengan nama ilmiah Estrildidae itu telah dievakuasi oleh petugas kebersihan bandara.
BKSDA Bali, Ratna berujar, sudah mengecek lokasi pohon tersambar petir di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Ia menyebut masih ditemukan sisa tiga bangkai burung yang kondisinya sudah 90 persen habis akibat tersambar petir.
“Karena proses degradasi sehingga sudah tidak memungkinkan dilakukan nekropsi dan pengambilan sampel,” pungkasnya.
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan kawanan burung pipit mati massal di Bandara Ngurah Rai. Berdasarkan video yang dilihat detikBali, burung-burung tersebut berjatuhan dan berserakan di jalan bandara tersebut.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Udayana (Unud), I Gusti Ngurah Kade Mahardika, menyebut pohon tersebut merupakan rumah bagi ratusan burung pipit itu. Ia menduga kawanan burung pipit itu stres sehingga bunuh diri secara massal.
“Saya kira itu pohon habitat mereka. Karena hilang mereka bingung akhirnya bunuh diri massal karena kelelahan,” ujar Mahardika, Minggu.
“Hewan hidup perlu seks, makan, habitat. Bisa jadi pohon itu habitat atau rumah mereka,” imbuhnya.
Mahardika kerap memantau habitat burung pipit yang bersarang pada pohon-pohon besar di kampus Unud Denpasar. Ia pun sempat mempelajari kasus serupa yang semula diduga akibat terserang virus atau bakteri. Namun, hasilnya bukan karena dua hal itu.
“Mungkin juga over populasi di tempat itu,” ujarnya.
Baca artikelnya di detikbali
(sym/sym)