Jumat, Oktober 25

Tokyo

Jepang terseret dalam perang dagang dan teknologi antara Amerika Serikat dan China. Anggota Komite Khusus DPR AS mengancam akan mengambil tindakan terhadap perusahaan-perusahaan Jepang jika tak berbuat lebih banyak membatasi penjualan perangkat pembuatan chip ke China.

Dalam surat yang dikirim ke Duta Besar Jepang untuk AS, dua perwakilan Komite Khusus DPR mendesak tindakan yang lebih besar untuk mengatasi aliran peralatan manufaktur semikonduktor dari Jepang ke perusahaan-perusahaan China.

John Moolenaar dari Partai Republik dan Raja Krishnamoorthi dari Partai Demokrat memperingatkan bahwa Kongres AS mungkin memberlakukan pembatasan pada perusahaan atau negara yang nekat mengirim peralatan manufaktur semikonduktor canggih ke China.


Jepang, bersama AS dan Belanda, merupakan negara terdepan dalam pembuatan dan penjualan peralatan khusus dan seringkali mahal yang digunakan dalam pembuatan chip. ‘Pemaksaan’ yang dilakukan AS membuat perusahaan merugi lantaran tidak bebas menjual ke China.

Raksasa pembuatan chip asal Belanda ASML, membukukan perkiraan penjualan 2025 yang lebih rendah karena permintaan di China merosot, menyebabkan penurunan harga saham 16%. ASML memperkirakan China hanya akan menyumbang 20% dari pendapatan tahunan, turun dari 49% di tahun-tahun sebelumnya, sebelum AS memperketat aturan ekspor dan mendesak Belanda mengikutinya.

Dua senator itu menuding Beijing aktif memanfaatkan UKM AS, Jepang, dan Belanda untuk membangun industri manufaktur semikonduktor terbesar di dunia. “Ini berarti sejumlah besar ekspor UKM kita ke RRC secara langsung masuk ke perusahaan dengan pola yang merusak keamanan nasional kita,” tulis mereka.

Ancaman dari AS ini menempatkan Jepang dalam posisi sulit dan mungkin kebingungan. Awal tahun ini, para pemimpin Jepang dilaporkan enggan memperluas pembatasan ekspor ke China lebih jauh, mengingat negara tersebut telah menjadi pasar global terbesar untuk produk semacam itu dalam beberapa tahun terakhir.

Dikutip detikINET dari The Register, Beijing juga mengancam Tokyo dengan balasan ekonomi yang berat jika negara itu membatasi lebih lanjut penjualan peralatan pembuatan chip sesuai dengan tuntutan AS.

(fyk/fyk)

Membagikan
Exit mobile version