Kamis, Desember 26

Jakarta

Selama bulan Ramadan, umat muslim di seluruh dunia wajib menjalankan ibadah puasa selama satu bulan. Saat berpuasa, seseorang wajib menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman mulai terbit fajar hingga matahari tenggelam.

Selain mendapatkan pahala, puasa dalam rangka bulan Ramadan juga memberi sejumlah efek besar terhadap tubuh. Seperti apa?

Spesialis penyakit dalam dari RS Abdi Waluyo, dr Yuhana Fitra, SpPD menjelaskan hari pertama puasa di bulan Ramadan merupakan masa peralihan dari yang sebelumnya seseorang masih bisa mengonsumsi makanan dan minuman kapanpun, menjadi tak mengonsumsi makanan dan minuman selama kurang lebih 14 jam saat berpuasa.


Hal ini tentunya dapat memberikan dampak yang besar terhadap tubuh, seperti dehidrasi karena kekurangan cairan dan lemas atau tak berenergi karena kekurangan gula lantaran tak ada asupan makanan yang masuk saat puasa.

dr Yuhana menjelaskan, saat seseorang kekurangan gula, otot-otot akan lebih banyak dipaksa untuk memproduksi gula hingga menghabiskan cadangan energi di dalam tubuh. Hal inilah yang menyebabkan hampir semua organ tubuh, termasuk otak akan berdampak pada waktu seseorang mengalami dehidrasi, kurang gula saat menjalani puasa.

Selain lemas dan dehidrasi, seseorang yang menjalankan puasa menurut dr Yuhana akan lebih mudah mengantuk daripada sebelum puasa.

“Selama bulan Ramadan jam tidur kita juga berbeda biasanya kan kita bangun subuh terus langsung berangkat aktivitas sehari-hari Kalau bulan Ramadan kita harus bangun kurang lebih 1 jam sebelum sahur, 1 jam sebelum sahur, kurang lebih jam 3 atau jam 4 otomatis akan menyebabkan di siang harinya lebih mengantuk,” ucapnya saat berbincang dengan detikcom, Rabu (20/3/2024).

“Nggak jarang juga teman-teman habis persiapan sahur, makan sahur, langsung berangkat ke kantor dan langsung alternatif sehari-hari. Nah ini kira-kira hal-hal yang menyebabkan di bulan Ramadan kita lebih gampang mengantuk dan kurang berenergi,” lanjutnya lagi.

Bagaimana orang yang punya komorbid dan ingin berpuasa?

dr Yuhana mengatakan orang yang memiliki komorbid seperti diabetes melitus biasanya diwajibkan kontrol terlebih dahulu sebelum bulan Ramadan. Hal ini dikarenakan dokter nantinya akan menyesuaikan pemberian obat yang mungkin tadinya dikonsumsi tiga kali sehari menjadi dua kali atau satu kali sehari tergantung pada kondisi komorbid yang dimiliki pasien.

“Bahkan pada kondisi-kondisi tertentu gagal ginjal dan sebagainya kita tidak rekomendasikan untuk berpuasa di bulan Ramadan,” tuturnya.

(suc/kna)

Membagikan
Exit mobile version