Jumat, Maret 14


Jakarta

Seorang pria mengungkap rahasia di balik mengapa banyak restoran menawarkan pilihan dessert yang sama. Alasannya masuk akal, tetapi cukup mengejutkan banyak orang.

Ketika makan di restoran, kamu mungkin tidak hanya fokus terhadap menu utama, tetapi juga melihat dessert atau makanan penutup.

Banyak restoran menawarkan makanan penutup serupa. Pilihannya berputar pada menu-menu dessert, seperti lava cake, es krim, atau brownies.


Rupanya di balik pilihan menu sama tersebut, ada rahasia yang belum diketahui banyak orang.

Melalui unggahan video di TikTok, konten kreator Jimmy Maio @notjimmymaio mengungkap rahasia tersebut.

“Tahukah Anda bahwa ada alasan sangat menarik mengapa setiap restoran yang Anda kunjungi cenderung memiliki hidangan penutup sama?” ungkapnya di video.

Pria ini mengungkap rahasia dibalik dessert di restoran yang serupa. Foto: Getty Images/rudisill

Jimmy mengungkap jika pilihan makanan penutup di banyak restoran mencakup sejenis cheesecake, kue lava cokelat, atau sekadar es krim, lapor dialydot.com (09/05/2025).

Jimmy juga menekankan bahwa di antaranya memiliki rasa yang sama di berbagai restoran.

Hal ini karena sebuah alasan. Menurut Jimmy, banyak restoran tidak benar-benar membuat makanan penutup mereka sendiri. Sebaliknya, mereka membeli makanan penutup itu dari tempat lain, seperti supermarket.

Ternyata karena kebanyakan restoran mengambil dari tempat yang sama. Foto: Getty Images/rudisill

“Alasan mengapa banyak restoran memiliki menu makanan penutup yang sama adalah karena mereka membeli dari tempat yang sama,” jelasnya

Pasalnya, di supermarket biasanya restoran bisa membeli dessert atau hidangan penutup dalam jumlah sekaligus banyak dengan harga lebih murah.

Misalnya saja di Restaurant Depot di Amerika Serikat yang menawarkan kue lava cokelat berisi 12 buah dengan harga sekitar 30 USD atau Rp 490.200.

Hal menguntungkan ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak restoran memilih opsi tersebut.

Cara lain yang dilakukan restoran yaitu dengan bermitra dengan bakery lokal. Sistemnya sama, memesan dalam jumlah banyak, dengan harga lebih murah. Nantinya pihak bakery akan mengantar pesanan ke restoran.

Alasan ini membuat Jimmy menyoroti bahwa banyak restoran tidak membuat dessert mereka sendiri.

Jimmy lanjut menjelaskan kalau hidangan penutup memang sulit menyesuaikan budget banyak restoran.

Kebanyakan restoran mengambil dari supermarket atau bakery lokal. Foto: Getty Images/rudisill

Ketika menawarkan dessert buatan sendiri, restoran membutuhkan area dapur lebih luas. Oleh karena itu, lebih banyak yang memilih untuk mengambil dessert dari luar daripada membuatnya sendiri.

Strategi seperti ini pun berhasil membantu restoran menekan biaya untuk menyajikan hidangan penutup.

Unggahan Jimmy menarik perhatian banyak netizen. Sebagian besar netizen sebenarnya sudah tahu tentang hal ini. Mereka menyadari kalau restoran biasanya membeli makanan penutup ini dalam jumlah banyak dari tempat khusus.

Sedangkan netizen yang baru tahu informasi ini mengungkap, “Masuk akal.” “Salah satu alasan lainnya untuk tidak pesan dessert di restoran,” ujar netizen lain.

(aqr/adr)

Membagikan
Exit mobile version