Selasa, November 5


Jakarta

Gorengan menjadi salah satu menu yang paling dicari saat berbuka puasa. Selain jajanan manis, camilan gorengan seperti bakwan hingga risol biasa dikonsumsi sebelum lanjut ke makanan berat.

Namun, pakar gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet, AN, APD, tidak menyarankan terlalu sering berbuka puasa dengan gorengan. Sebab, komposisinya dominan dengan lemak tidak sehat.

“Gorengan sangat tidak direkomendasikan untuk berbuka puasa, karena komposisinya dominan karbohidrat dan lemak tidak sehat,” kata Dietisien FKKMK UGM itu melalui keterangan tertulis dikutip dari laman UGM.


Tony menjelaskan gorengan mengandung lemak tidak sehat karena biasanya diolah menggunakan minyak yang sudah dipakai berulang kali. Itu menjadikan minyak sebagai sumber kolesterol yang tidak ideal untuk digunakan.

Selain itu, gorengan juga tersusun dari karbohidrat sederhana. Karbohidrat jenis ini sifatnya cepat dibakar dan dicerna tubuh. Kondisi itu menjadikan kadar gula darah di dalam tubuh menjadi cepat turun, sehingga membuat cepat lapar lagi.

“Kan jarang yang ada gorengan yang 1-2 kali pakai ganti minyaknya. Kebanyakan minyak yang digunakan itu sudah dipakai berkali-kali dan jadi model sumber kolesterol,” jelas Tony.

Maka dari itu, Tony merekomendasikan menu berbuka puasa dengan jenis karbohidrat yang kompleks. Sebab, itu akan lebih lambat dicerna tubuh dan membuat rasa kenyang lebih lama.

Sebagai contoh, jenis karbohidrat kompleks yang baik dikonsumsi saat berbuka puasa adalah buah-buahan.

Simak Video “Lebih Baik Berbuka dengan Minuman Hangat atau Dingin?
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

Membagikan
Exit mobile version