Jakarta –
Singkong dan ubi telah lama menjadi bagian penting dari tradisi kuliner Indonesia. Kini, keduanya tak hanya dikenal sebagai bahan pangan lokal, tetapi juga diakui secara global melalui berbagai produk inovatif.
Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen singkong dan ubi terbesar di dunia. Data menunjukkan bahwa produksi singkong di Indonesia mencapai lebih dari 20 juta ton per tahun, sementara ubi juga tumbuh subur di berbagai daerah, dari Sumatera hingga Papua.
Dalam tradisi kuliner Nusantara, singkong dan ubi sering diolah menjadi beragam makanan seperti getuk, tiwul, kolak, dan keripik. Hidangan-hidangan ini tak hanya menjadi simbol keanekaragaman budaya, tetapi juga mencerminkan kreativitas masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan hasil alam.
Namun, seiring perkembangan zaman, singkong dan ubi tidak hanya menjadi makanan tradisional. Keduanya telah bertransformasi menjadi produk modern yang relevan dengan gaya hidup masa kini.
Salah satu contoh sukses transformasi ini adalah Kusuka, snack berbahan dasar singkong dan ubi yang telah mencuri perhatian pasar. Kusuka menghadirkan cita rasa Nusantara dalam kemasan modern, menjadikannya pilihan ideal untuk konsumen yang mencari camilan sehat, lezat, dan inovatif.
Dengan berbagai varian rasa, Kusuka menunjukkan bahwa singkong dan ubi mampu bersaing di tengah maraknya tren pangan global.
Tren makanan sehat yang terus berkembang juga menjadikan singkong dan ubi semakin relevan. Kedua bahan ini dikenal kaya serat, rendah gluten, dan memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan bahan pangan lainnya, sehingga cocok untuk berbagai kebutuhan diet.
Kusuka sebagai produk olahan berbasis singkong dan ubi berhasil menangkap peluang ini dengan menawarkan snack yang tidak hanya enak, tetapi juga bernilai gizi.
Lebih dari sekadar makanan, singkong dan ubi adalah simbol keberlanjutan. Kedua tanaman ini tumbuh dengan mudah di berbagai jenis tanah, membutuhkan sedikit air, dan ramah lingkungan.
Dengan demikian, memanfaatkan singkong dan ubi secara maksimal dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan pangan global sekaligus mendukung kelestarian lingkungan.
Perjalanan singkong dan ubi dari ladang hingga menjadi produk seperti Kusuka juga melibatkan banyak pihak. Petani lokal memiliki peran besar dalam memastikan kualitas bahan baku, sementara industri pengolahan membawa inovasi yang menjadikan produk ini mampu bersaing di tingkat global.
Kerja sama ini menciptakan ekosistem yang mendukung perekonomian lokal sekaligus memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia ke dunia.
Transformasi singkong dan ubi juga menunjukkan bagaimana tradisi dan inovasi dapat berjalan beriringan. Dengan memadukan warisan lokal dengan teknologi modern, produk seperti Kusuka menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di industri pangan global.
Kini, saatnya kita merayakan kekayaan kuliner Indonesia dengan mendukung produk lokal seperti Kusuka. Nikmati camilan berbahan dasar singkong dan ubi yang tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga membawa kebanggaan akan warisan budaya Nusantara.
(prf/ega)