Sabtu, Desember 14


Ngada

Paus jumbo yang terdampar di Teluk Labuan Kelambu, Desa Sambinasi Tengah, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil kembali ke lautan lepas. Hal itu diungkapkan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur (NTT) Arief Mahmud.

Pemantauan Rabu (11/12/2024) sore oleh petugas BBKSDA NTT, paus sepanjang 15 meter yang terdampar sejak 8 Desember 2024 itu tak lagi terlihat di teluk tersebut. Paus itu memang sudah tak terlihat di lokasi terdampar sejak Selasa (10/12/2024) malam. Namun petugas BBKSDA NTT terus memantau keberadaannya hingga tadi sore.

“Sampai sore ini pantauan tim BBKSDA NTT dari lokasi temuan sebelumnya, paus sudah tidak kembali,” kata Arief, Rabu malam.


Paus itu sebelumnya ditarik ke tengah lautan selama tiga hari oleh petugas BBKSDA NTT. Upaya penyelamatan paus itu melibatkan anggota Polsek Riung, TNI, pemerintah, dan nelayan setempat. Dua perahu nelayan juga dikerahkan untuk menarik paus itu ke tengah laut.

“Syukurlah tim berhasil menarik paus ke perairan yang lebih dalam bekerja sama dengan masyarakat dan para pihak,” ujar Arief.

Paus yang terdampar itu tidak teridentifikasi jenisnya. Hasil pemeriksaan sementara dokter hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Ngada, terdapat sekitar 30 luka berbentuk bulatan dengan ukuran luka yang hampir sama di sepanjang punggung mamalia laut tersebut.

Kondisi paus secara umum masih normal saat terdampar. Tanda vital paus masih bagus, dengan semburan 5-9 menit sekali. Respons mata dan kondisi ekor serta sirip kanan masih bagus. Namun, kondisi sirip kiri tidak bisa digerakkan.

Tak diketahui penyebab pasti paus tersebut terdampar. Arief menyampaikan sejumlah kemungkinan penyebab paus terdampar. Yakni gangguan navigasi yang dapat menyebabkan paus bergerak ke perairan dangkal; adanya penyakit atau luka; penggunaan sonar bawah laut oleh kapal-kapal; dan atau penurunan kualitas air akibat pencemaran dan peningkatan sampah di lautan juga dapat memberikan pengaruh terhadap terdamparnya paus.

Selain itu perubahan iklim dapat mempengaruhi perubahan suhu air laut, aliran arus, dan mempengaruhi pola migrasi yang juga dapat memberikan dampak terhadap terdamparnya paus

Baca artikelnya di detikbali

(sym/sym)

Membagikan
Exit mobile version