Minggu, Oktober 6


Jakarta

Nama Sean “Diddy” Combs tengah menjadi sorotan lantaran kasus pelecehan dan eksploitasi seksual. Namun, jet pribadinya malah terlihat mendarat di Auckland, Selandia Baru.

Melansir NZ Herald, Jumat (4/10/2024), pesawat jet Gulfstream G550 berwarna hitam terlihat mendarat di Bandara Auckland pada Kamis (3/10/2024) siang. Pesawat itu terlihat terparkir di C1 bandara yang umumnya diperuntukkan bagi pesawat pribadi.

Beberapa saksi mata memposting hal itu ke media sosial setelah melihat pesawat jet seharga USD 60 juta (sekitar Rp 929,8 miliar) tersebut. Seorang pengguna bertanya di grup Facebook Auckland Airport Spotting.


“Mengapa pesawat Gulfstream hitam milik P Diddy ada di Auckland? Sekarang ada di C1,” tulisnya.

Sementara itu, akun Instagram @celebrityjets pun turut membagikan tangkapan layar yang tampaknya berasal dari theairtraffic.com yang menampilkan pesawat jet itu mendarat di Bandara Auckland.

“Jet Diddy mendarat di Auckland, Wilayah Auckland, Selandia Baru,” tulis postingan tersebut.

Biasanya, melacak penerbangan mudah dilakukan dan informasinya tersedia untuk umum. Namun, jet pribadi dengan registrasi N1969C tersebut sulit dilacak. Bahkan situs web FlightAware menjelaskan bahwa pelacakan publik untuk pesawat itu tidak tersedia karena permintaan dari pemilik atau operator.

Pesawat itu diketahui dimiliki secara legal oleh perusahaan AS, LoveAir LLC, dan dilaporkan sebagai milik Diddy. Video Diddy saat turun di pesawat pun sempat dipublikasikan pada tahun 2022.

Sementara jet tersebut berada di pantai Selandia Baru, Diddy ternyata ditahan di sebuah pusat penahanan di AS setelah ditangkap dan didakwa melakukan perdagangan seks dan pemerasan. Rapper itu mengaku tidak bersalah di pengadilan federal Manhattan, namun tetap ditahan di Brooklyn, New York.

Daily Mail melaporkan bahwa seorang pengacara telah mengumumkan sekitar 120 orang yang diduga sebagai korban dan akan menuntut Diddy. Mereka akan menuntut atas kasus pemerkosaan, pelecehan seksual, hingga eksploitasi seksual.

“Ini adalah masalah penting yang ingin kami kejar secara agresif,” kata pengacara yang berbasis di Texas, Tony Buzbee.

“Kami tidak akan membiarkan ada pihak yang terlewatkan untuk menemukan semua pihak yang berpotensi bertanggung jawab, termasuk individu atau entitas yang berpartisipasi dalam atau mendapat manfaat dari perilaku mengerikan ini,” sambungnya.

Tuduhan terhadap musisi tersebut telah meningkat sejak tahun 2023 ketika artis Cassie, yang memiliki nama asli Cassandra Ventura, menuduh Combs telah melakukan pemaksaan selama bertahun-tahun melalui kekerasan fisik dan obat-obatan, serta pemerkosaan yang terjadi pada tahun 2018.

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version