Jakarta –
Mobil hybrid akan mendapatkan diskon PPnBM 3 persen dari pemerintah mulai tahun depan. Memang tanpa diskon, berapa sih tarif PPnBM mobil hybrid?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan mobil hybrid ikut kecipratan insentif mulai tahun 2025. Berbeda dengan mobil listrik yang dibebaskan dari PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), pemerintah hanya memberikan diskon PPnBM tiga persen untuk mobil hybrid.
“Kemudian terkait dengan yang terbaru adalah PPnBM-DTP untuk kendaraan bermotor hybrid. Nah ini PPnBM untuk hybrid pemerintah memberikan diskon ataupun ditanggung pemerintah sebesar tiga persen,” jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Saat ini, tarif PPnBM mobil hybrid diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.010/2021 tentang Penetapan Jenis Kendaraan Bermotor yang Dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Tata Cara Pengenaan, Pemberian, dan Penatausahaan Pembebasan, dan Pengembalian Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
Tarif PPnBM Mobil Hybrid
Besaran tarif PPnBM mobil full hybrid diatur pada pasal 6-8. Dijelaskan untuk mobil berteknologi full hybrid dengan kapasitas silinder sampai 3.000 cc dengan konsumsi BBM lebih dari 23 km/liter dan tingkat emisi kurang dari 100 gr/km untuk mesin bensin, atau konsumsi BBM lebih dari 26 km/liter dan tingkat emisi kurang dari 100 gr/km untuk mesin diesel pajaknya sebesar 15 persen dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar 40 persen dari harga jual (15 x 40). Dengan demikian, pajak mobil hybrid dengan kriteria di atas sebesar 6 persen.
Selanjutnya mobil hybrid dengan kapasitas tak lebih dari 3.000 cc dan punya konsumsi BBM lebih dari 18,4-23 km/liter dengan tingkat emisi 100-125 gr/km untuk mesin bensin. Sedangkan untuk mesin diesel atau semi diesel dengan konsumsi BBM lebih dari 20-26 km/liter dengan tingkat emisi 100-125 gr/km. Mobil hybrid yang memenuhi kriteria di atas dikenakan tarif PPnBM 15 persen dengan DPP 46 2/3 persen atau sekitar 7 persen.
Lanjut pada pasal 8, mobil hybrid dikenakan PPnBM sebesar 15 persen dengan DPP 53 1/3 persen (8 persenan) dari harga jual dikenakan pada mobil berkapasitas maksimal 3.000 cc dengan konsumsi BBM lebih dari 15,5-18,4 km/liter dan tingkat emisi lebih dari 125-150 gr/km untuk mesin bensin. Tarif pajak itu juga berlaku untuk mobil diesel atau semi diesel dengan konsumsi BBM lebih dari 17,5-20 km/liter atau tingkat emisi lebih dari 125-150 gr/km.
Sementara untuk mobil mild hybrid tarif PPnBM-nya berbeda lagi. Mobil mild hybrid dikenakan PPnBM mulai dari 8,3 persen sampai yang paling tinggi 12 persen. Selanjutnya untuk mobil hybrid ataupun mild hybrid yang kapasitas silindernya 3.000-4.000 cc dikenakan tarif PPnBM 20-30 persen tergantung dari konsumsi BBM ataupun emisi gas buang yang dihasilkan.
Sedangkan untuk mobil berteknologi plug-in hybrid dengan kriteria konsumsi BBM lebih dari 28 km/liter atau tingkat emisi sampai dengan 100 gr/km, dikenakan tarif PPnBM sebesar 5 persen.
Tarif PPnBM Mobil Hybrid dengan Insentif
Keberadaan insentif membuat tarif PPnBM mobil hybrid akan lebih rendah. Misalnya untuk mobil hybrid yang kini dikenakan PPnBM 6-8 persen, maka dengan insentif tarif PPnBM jadi sekitar 3-5 persen. Alhasil, harga mobil hybrid berpeluang turun meski tak signifikan. Pun demikian dengan mobil PHEV yang PPnBM-nya jadi 5-9 persen. Sedangkan PHEV tarif PPnBM dengan adanya insentif jadi sekitar 2 persen.
(dry/din)