Rabu, Januari 22


Manggarai Barat

Sepanjang tahun 2024, Taman Nasional Komodo berhasil meraup cuan lebih dari Rp 53 Miliar. Sementara itu, Pemkab Manggarai Barat cuma Rp 2,6 Miliar.

Pendapatan itu berasal pungutan tiket masuk dan berbagai kegiatan wisata di destinasi wisata tersebut pada tahun 2024. Cuan pariwisata itu mengalir deras ke kantong Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 53 miliar lebih.

BTNK adalah pengelola kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) yang memungut berbagai jenis tiket masuk ke destinasi favorit wisatawan tersebut.


Adapun yang diterima Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Manggarai Barat hanya Rp 2,6 miliar lebih. Uang itu diterima sebagai pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata tahun 2024.

Cuan Rp 2,6 miliar lebih itu hasil pungutan tiket masuk di sejumlah destinasi wisata di luar kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Parekrafbud) Kabupaten Manggarai Barat.

Cuan pariwisata dari pungutan tiket masuk itu sangat bergantung pada jumlah kunjungan wisatawan. Harga tiket yang dipungut BTNK dan Disparekrafbud juga berbeda. Harga tiket masuk lebih besar di Taman Nasional Komodo.

Total ada 411.349 wisatawan yang pelesiran ke Manggarai Barat sepanjang 2024. Sebagian besar mengunjungi Taman Nasional Komodo sebanyak 334.206 orang. Hanya 77.143 wisatawan yang mengunjungi sejumlah spot wisata yang dikelola Disparekrafbud Manggarai Barat di luar kawasan TNK.

Kepala Disparekrafbud Kabupaten Manggarai Barat Stefanus Jemsifori menjelaskan PAD Manggarai Barat dari pariwisata nilainya kecil karena daerah itu tak lagi memungut tiket masuk di Taman Nasional Komodo.

Padahal hasil pungutan tiket masuk di Taman Nasional Komodo sebelumnya bisa menyumbang 40 persen PAD Manggarai Barat.

“Sejak Januari 2024 Pemerintah Kabupaten Manggarai sudah tidak mendapat sesuatu dari dalam kawasan (TNK),” kata Stefanus di Labuan Bajo, Minggu (19/1/2025).

Tiket masuk di Taman Nasional Komodo sebelumnya dipungut oleh BTNK dan Disparekrafbud Manggarai Barat. Sejak Mei 2023, Pemkab Manggarai Barat menghentikan pungutan tiket masuk wisatawan di TNK.

Keputusan penghentian pungutan retribusi daerah di Taman Nasional Komodo diambil Pemkab Manggarai Barat sebagai tindak lanjut rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) kepada Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK).

BPK menilai ada pungutan ganda kepada wisatawan yang berkunjung ke TNK. Rekomendasi BPK itu kemudian dilanjutkan oleh KLHK kepada Pemkab Manggarai Barat melalui BTNK.

Pada 2022, tahun terakhir Pemkab Manggarai Barat memungut tiket masuk di TNK, menyumbang Rp 8,7 miliar untuk PAD Manggarai Barat. Kunjungan wisatawan tahun itu ke Taman Nasional Komodo jauh lebih sedikit dari 2024, hanya 144.724 orang.

Cuan pariwisata yang diterima Pemkab Manggarai Barat pada 2024 juga merosot dari tahun sebelumnya karena berkurang jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke destinasi yang dikelola Pemkab setempat. Pada 2023, ada 93.220 wisatawan yang mengunjungi destinasi di luar TNK.

Pemkab Manggarai Barat mendapat cuan pariwisata 2024 dari retribusi tiket masuk di enam destinasi di luar kawasan Taman Nasional Komodo. Yakni Gua Batu Cermin Rp 818 juta lebih, Gua Rangko Rp 681 juta lebih, Cunca Wulang Rp 228 juta lebih, Puncak Waringin Rp 244 juta lebih, Ngalor Kalo Rp 38 juta lebih, Diving Rp 446 juta lebih, dan snorkeling Rp 224 juta lebih.

Adapun cuan Taman Nasional Komodo yang dipungut BTNK pada 2024 meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Pada 2023, PNBP Taman Nasional Komodo sebesar Rp 41 miliar lebih dan 2022 sebesar Rp 20 miliar lebih. Seluruh perolehan PNPB itu disetorkan ke kas negara melalui Kementerian Kehutanan.

Kepala Balai Taman Nasional Komodo Hendrikus Rani Siga menjelaskan PNBP di Taman Nasional Komodo diperoleh dari pungutan tiket masuk. Selain itu ada pungutan aktivitas wisata hingga penggunaan drone dan film di dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

Hengki -sapaan Hendrikus- menjelaskan melonjaknya PNBP itu karena meningkatnya kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo pada 2024. Selain itu ada kenaikan tiket masuk di Taman Nasional Komodo, yang berlaku mulai Oktober 2024.

“Jumlah kunjungan meningkat cukup tinggi. Kenaikan tiket juga mempengaruhi peningkatan PNBP,” kata Hengki.

“Pembukaan penerbangan langsung dari luar negeri juga turut mendongkrak,” lanjut dia.

Hengki menjelaskan PNBP terbesar tahun 2024 diperoleh pada Agustus mencapai Rp 7,1 miliar. Pada bulan tersebut kunjungan tertinggi wisatawan ke Taman Nasional Komodo pada 2024.

Diketahui, sebanyak 334.206 wisatawan mengunjungi Taman Nasional Komodo sepanjang 2024. Kunjungan wisatawan itu meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 300.488 orang. Kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Komodo sepanjang 2024 masih didominasi oleh wisman sebanyak 226.948 orang. Adapun wisnus sebanyak 107.258 orang.

———

Artikel ini telah naik di detikBali.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version