Selasa, Februari 4


Kabul

Hotel Serena, satu-satunya penginapan mewah di Kota Kabul, resmi tak beroperasi. Taliban mengambil alih operasi hotel tersebut.

dDkutip dari Independent UK pada Selasa (4/2/2025), hotel Serena tutup pada 1 Februari dan diambil alih oleh Hotel State Owned Corporation, perusahaan yang diawasi oleh Kementerian Keuangan Afghanistan.

Kementerian Keuangan Afghanistan tidak memberikan komentar. Begitu pula dengan pengelola hotel Serena, mereka sama-sama tidak mengklarifikasi ketentuan yang menjadi dasar perpindahan kepemilikan hotel tersebut.


Merek dagang Serena dimiliki oleh Aga Khan Fund for Economic Development, sebuah entitas Swiss, yang merupakan perusahaan manajemen hotel, dan mengelola hotel dengan Merek Serena di Afrika Timur (Kenya, Tanzania, Zanzibar, Rwanda, Kongo DRC, dan Uganda), Mozambik, dan Asia Selatan (Pakistan, Afghanistan, dan Tajikistan).

Manajemen Serena meminta siapapun yang ingin mengonfirmasi kabar itu untuk menanyakan kepada Hotel State Owned Corporation.

Hotel Serena hanya menyebut telah melatih ribuan warga negara Afghanistan untuk menjamu sejumlah besar tamu dan delegasi asing dengan standar perhotelan internasional.

Saat ini Kabul tidak lagi muncul sebagai tujuan wisata di situs web Serena.

Taliban pertama kali menginginkan Serena pada tahun 2008, namun tak berhasil. Serangan kembali terjadi sekali lagi pada 2014.

Pejabat Menteri Dalam Negeri Sirajuddin Haqqani mengakui telah merencanakan serangan 2008, yang menewaskan delapan orang, termasuk warga negara AS Thor David Hesla.

Sementara itu situs web kementerian keuangan membeberkan misinya untuk menghidupkan kembali dan mengembangkan industri perhotelan Afghanistan. Perusahaan tersebut mengoperasikan tiga hotel lainnya di Afghanistan, dua di Kabul dan satu di kota Nangarhar di bagian timur.

Pejabat pariwisata Mohammad Saeed mengatakan kepada The Associated Press tahun lalu bahwa ia ingin Afghanistan menjadi pusat pariwisata.

Saat itu, sebagai tanda bahwa negara tersebut tengah bersiap untuk menerima lebih banyak pengunjung dari luar negeri, Serena membuka kembali spa dan salon khusus wanita untuk wanita asing setelah tutup selama sebulan, tetapi kemudian tutup lagi karena tekanan dari pihak berwenang.

Taliban telah melarang wanita memasuki pusat kebugaran, tempat umum termasuk taman, dan pendidikan. Tahun lalu, mereka memerintahkan penutupan salon kecantikan, diduga karena salon tersebut menawarkan layanan yang dilarang oleh Islam.

Pada Mei 2024, tiga turis Spanyol tewas dalam penembakan saat melakukan tur berpemandu di Bamiyan, Afghanistan Tengah.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version