Sabtu, November 16


Jakarta

Kini jualan makanan tidak harus di gerai atau restoran. Membuka usaha kuliner di tempat tinggal pun bisa jadi solusi , seperti yang dilakukan wanita ini.

Menggeluti bisnis kuliner butuh ketekunan. Jika ingin sukses, pemilik bisnis kuliner harus berupaya mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.

Contohnya tergambar dari kisah wanita di Singapura bernama Hue Thi Banh. Ia adalah orang Vietnam yang menikah dengan orang Singapura, punya 2 anak, dan tinggal di negeri Singa.


Mengutip Mothership SG (14/11/2024), sehari-hari Hue Thi Banh berjualan banh mi yaitu sandwich khas Vietnam berisi sayur hingga daging. Tadinya ia jualan di gerai yang berlokasi di Teck Whye.

Namun lokasinya berjualan kini pindah ke flat atau apartemen tempatnya tinggal yang terdiri dari 4 kamar di Choa Chu Kang. Meski hanya jualan di ‘rumah’, nyatanya pelanggan Hue Thi Banh tetap banyak.

Suasana flat/apartemen yang menjadi tempat jualan Hue. Foto: Mothership SG/TikTok ninjabread_

Bahkan beberapa pelanggan rela menempuh jarak jauh, dari Tampines, demi mencicipi banh mi buatannya. Tak jarang pelanggan perlu menunggu 1 jam saat sedang ramai-ramainya.

Wanita 47 tahun ini mengisahkan jalan hidupnya. Hue pindah ke Singapura tahun 2009 dan bekerja di sebuah restoran Vietnam selama sekitar 10 tahun, sebelum akhirnya membuka gerai sendiri. Kini Hue telah menjadi warga negara Singapura.

Menjadi pebisnis kuliner, Hue mengatakan sempat hadapi perselisihan dengan pemilik lahan. Biaya sewa tempatnya dinaikkan 2 kali lipat. Ia pun memilih mengakhiri usahanya jualan banh mi.

Bermodal SGD 3000 atau sekitar Rp 35 juta, Hue akhirnya menjual banh mi di tempat tinggalnya kini. Dari awal berjualan ia sudah punya ‘plan B’ yaitu menjual peralatan yang sudah dibeli tadi jika usahanya tidak laku.

Diakui Hue, membuat perubahan bukanlah keputusan mudah. Salah satu kekhawatirannya adalah banh mi yang merupakan makanan khas dari kampung halamannya di Vietnam tidak menarik bagi lidah orang Singapura.

Menu banh mi buatan Hue yang tampak menggugah selera. Foto: Mothership SG/TikTok ninjabread_

Ia harus bereksperimen untuk menghasilkan resep yang autentik dan sesuai dengan selera penduduk setempat.

Menyiapkan banh mi juga merupakan proses yang melelahkan. Ia terkadang harus begadang hingga pukul 3 pagi.

Namun, bisnisnya mulai berkembang setelah seorang pelanggan mengunggah video tentang bisnis rumahannya ini. Videonya menjadi viral dan berbuah manis.

Video tersebut telah disukai lebih dari 40.000 kali di TikTok. “Saya tidak menyangka bahwa setelah lebih dari setahun, bisnisnya berjalan cukup baik. Pada akhir pekan, kami dapat menjual hingga 60 sandwich sehari,” tutup Hue.

(adr/odi)

Membagikan
Exit mobile version