Minggu, Januari 26


Jakarta

Geely resmi mengumumkan kehadirannya di Indonesia. Geely juga berkomitmen melakukan perakitan mobil di Indonesia melalui kerja sama dengan partner lokal. Namun, pemerintah mempunyai harapan lebih agar Geely tak sekadar menumpang merakit mobil di fasilitas milik orang lain, tapi juga membangun pabriknya sendiri.

“Mereka (Geely) kan istilahnya masih dalam tahap tes pasar ya. Tentu sebagai pendatang baru, mereka perlu membaca selera pasar dalam negeri kita seperti apa,” ungkap Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM, Cahyo Purnomo..

“Ketika mereka menghadirkan suatu model, tentu mereka akan melihat bagaimana respons dari pasar Indonesia. Apakah nanti modelnya, EX5, direspons dengan positif oleh kustomer, apakah mobil jenis SUV itu akan diminati. Makanya kan ada (promo) pre-booking dan sebagainya, itu untuk melihat (respons calon konsumen),” tambah Cahyo.


Geely EX5 Foto: Luthfi Anshori/detikOto

Untuk merakit mobil pertamanya di Indonesia, EX5, Geely akan memanfaatkan fasilitas perusahaan lokal, PT Handal Indonesia Motor (HIM). Sebelumnya, perusahaan maklon tersebut sudah merakit mobil-mobil China lainnya untuk pasar Indonesia, seperti Chery, Neta, dan BAIC. Kalau nanti skala penjualan Geely di Indonesia sudah terpenuhi, maka pemerintah berharap Geely bisa membangun pabrik sendiri di Indonesia.

“Tentu bagi mereka, nanti skala ekonomi itu yang paling penting untuk mereka bisa buka pabrik. Tentunya kita mendorong agar mereka bisa buka pabrik, karena ini tentunya akan menenteramkan bagi konsumen. Kalau ada sparepart yang kurang, ini akan cepat (penanganannya). Kalau tidak ada pabriknya, pasti perlu waktu (untuk mendatangkan sparepart) ketika misalnya ada kerusakan,” bilang Cahyo.

Cahyo tidak menjelaskan secara detail soal tenggat waktu pembuatan pabrik Geely di Indonesia. Tapi dia berharap hal itu bisa diwujudkan secepatnya, karena ini akan terkait dengan insentif pemerintah, seperti insentif pajak dan pembebasan bea masuk.

“Kita kan ada insentif, insentif itu bisa kita berikan kepada mereka, sepanjang mereka memenuhi persyaratan. Kalau kita lihat seperti perusahaan BYD, mereka janji pada akhir Desember (pembangunan) pabriknya akan selesai. Jadi mereka (Geely) sebagai pendatang baru, itu jika mereka mengajukan insentif, itu mereka bisa menyesuaikan dengan rencana mereka. Ya kita berharap semakin cepat (pabrik Geely) dibangun, semakin baik,” ujar Cahyo.

(lua/lth)

Membagikan
Exit mobile version