Jakarta –
Toyota Vellfire, Hyundai Ioniq 5, Kijang Innova, dan tiga mobil lainnya terlibat kecelakaan beruntun di Tol Dalam Kota. Ini pelajaran pentingnya.
Enam kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di Tol Dalam Kota. Keenam kendaraan tersebut yaitu bus Mayasari Bakti, mobil boks, Toyota Vellfire, Hyundai Ioniq 5, Honda Mobilio, dan Kijang Innova Reborn. Akibat kecelakaan beruntun itu, sejumlah kendaraan mengalami kerusakan.
“Kendaraan Mobilio rusak bagian depan belakang, Ioniq 5 patah as belakang, Mayasari rusak bagian depan, Innova rusak depan belakang, mobil box rusak bagian depan, Vellfire rusak bagian depan belakang,” jelas Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ojo Ruslani dilansir detikNews.
Ojo mengungkap kronologi kecelakaan beruntun itu. Awalnya, Honda Mobilio tengah melaju dari arah barat menuju timur. Tiba-tiba lajur Mobilio dipotong Mitsubishi L300 yang bikin pengemudi Mobilio kaget.
Karena kaget, kendaraan Mobilio pun berhenti mendadak. Hal tersebut memicu terjadinya tabrakan kendaraan lain yang ada di belakang kendaraan Mobilio.
“Lalu terjadilah tabrakan beruntun yang melibatkan 6 kendaraan. Imbas kejadian tersebut mengakibatkan kendaraan Ioniq yang ada di contraflow ditabrak dengan Vellfire yang mengarah timur,” jelasnya lagi.
Ingat Rumus 4 Detik Cegah Tabrakan Beruntun
Tak ada korban jiwa dari kecelakaan tersebut. Namun tiga orang diketahui menderita luka-luka. Dari kecelakaan itu juga bisa jadi pengingat agar senantiasa menjaga jarak dengan kendaraan di depan. Pun terkadang meski sudah menjaga jarak, tetap aja ada kendaraan yang menyerobot dan membuat pengemudi kaget.
Makanya, pengemudi juga harus memahami rumus perhitungan detik untuk mencegah kecelakaan beruntun. Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan idealnya rumus menjaga jarak di jalan tol adalah empat detik. Maksudnya, posisikan kendaraan kita memiliki jarak sekitar empat detik dengan kendaraan di depan.
“Jaga jarak yang ideal 4 detik di jalan tol dengan perhitungan mewakili: 1 detik, reaksi pengemudi dalam berpikir dan bereaksi, 1 detik kondisi beban kendaraan, rem dan ban, 1 detik kondisi permukaan jalan, kelembapan, angin, lingkungan, 1 detik safety faktor yang tidak diperhitungkan,” jelas Sony belum lama ini.
Tapi bila jalan yang dilintasi sekiranya tidak ideal, maka disarankan untuk menambah jarak waktu menjadi lima detik. Ini diharapkan bisa mencegah tabrakan beruntun.
“Hujan, licin, turunan, bobot yang berlebih itu tidak dalam kondisi ideal. Artinya jaraknya diperpanjang. Mungkin 4-5 detik. Karena dia bukan kondisi ideal,” ungkap Instruktur dan pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, di kesempatan terpisah.
Lalu bagaimana jika kita sudah jaga jarak ada kendaraan lain yang menyerobot? Menurutnya, yang perlu dilakukan pengendara adalah kembali menjaga jarak dengan kendaraan di depannya.
“Selalu sediakan ruang aman untuk kita, apalagi menurun. Kalau kita ditempel kendaraan di belakang, kasih kesempatan dia lewat deh. Kemudian antisipasi adanya manuver-manuver yang tidak kita harapkan dari kendaraan di depan dan belakang kita. Selalu menyediakan ruang aman,” tutur Jusri.
(dry/din)