Sabtu, Februari 1


Jakarta

Saksi dalam sidang lanjutan kasus yang menimpa mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) baru saja mengungkapkan satu fakta mengejutkan. SYL disebut menitipkan penyanyi dangdut Nayunda Nabila sebagai pegawai honorer di Kementan dengan gaji Rp 4,3 juta per bulan dan hanya masuk kantor 2 kali setahun.

Lantas sebetulnya, apakah boleh titip-menitip tenaga honorer?

Plh. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Abdul Hakim mengatakan, aksi titip-menitip jelas dilarang. Ia menjelaskan, perekrutan aparat negara yang digaji menggunakan uang negara ataupun daerah harus dilandaskan atas kompetensi pekerja.


“Kalau titip-menitip dalam artian itu tidak boleh. Tentu setiap orang yang akan bekerja di instansi pemerintah harus didasarkan atas kompetensi,” kata Abdul, dihubungi detikcom Senin (20/5/2024).

Abdul mengatakan, perekrutan honorer ataupun tenaga kontrak dilakukan atas dasar kebutuhan untuk membantu pelaksanaan pemerintah dan pelayanan. Namun memang tidak dapat dipungkiri di sejumlah daerah praktik-praktik seperti itu kerap terjadi.

“Ada memang yang tidak sesuai dalam proses seleksi, rekrutmen dan kebutuhannya. Dan ini menjadi tidak produktif, artinya malah mengganggu jalannya pemerintahan dan pelayanan publik,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Biro Data Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PANRB Mohammad Averrouce menegaskan pemerintah telah melarang pengangkatan tenaga non-ASN, termasuk honorer, sejak lama. Adapun penataannya sendiri juga menjadi salah satu pokok bahasan dalam Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Secara undang-undang sudah tidak boleh mengangkat non ASN. Ada UU No. 5 tahun 2014 dan aturan yang baru, UU ASN yang baru, UU No. 20 tahun 2023 juga demikian,” kata Averrouce, dihubungi terpisah.

Averrouce mengatakan, aturan tersebut telah ada sejak lama. Namun memang sejak 2015 itu hingga saat ini, fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak instansi nakal yang masih nekat mengangkat honorer. Namun dengan pembaruan di UU ASN 2023, ditekankan bahwa penataan honorer harus selesai Desember 2024.

“Memang undang-undangnya tidak mengizinkan (angkat honorer). Bahkan mungkin kalau di Pemda-pemda zaman dulu honorer ini digaji kecil seperti Rp 300 ribu. Secara legalitas formal sudah nggak boleh mengangkat dari lama, sejak 2014 juga demikian. Jadi kalau itu (ada yang mengangkat) di luar sistem, itu mengatur sendiri,” terangnya.

Berdasarkan pada data Badan Kepegawaian Negara (BKN), tenaga non-ASN 2022 ada 2.355.092. Mengacu pada data tersebut, pemerintah tengah menggeber penataan non-ASN. Sejak 2021 sampai 2023 570.504 yang telah lulus CPNS maupun seleksi PPPK.

Dengan demikian, kini tinggal tersisa 1.784.584 honorer. Untuk menyelesaikan jumlah tersebut, pemerintah membuka seleksi CASN tahun ini dengan formasi jumbo hingga 2,3 juta formasi, Harapannya, para non-ASN ini bisa terangkat semua menjadi ASN.

Sebagai tambahan informasi, SYL sendiri menduduki jabatan sebagai Menteri Pertanian sejak 2019 s.d 2023. Ia turun dari jabatannya usai terjerat kasus korupsi yang mana persidangannya masih berjalan hingga saat ini. Dengan demikian, aksi titip-menitip ini terjadi usai pemerintah menetapkan larangan pengangkatan honorer.

Mantan Sekretaris Badan Karantina Wisnu Haryana mengatakan penyanyi dangdut Nayunda Nabila dititipkan SYL sebagai pegawai honorer di Kementan. Namun, katanya, Nayunda bertugas sebagai asisten anak SYL yang merupakan anggota DPR RI Fraksi NasDem, Indira Chunda Thita.

Hal itu disampaikan Wisnu saat dihadirkan sebagai saksi sidang kasus dugaan gratifikasi dan pemerasan dengan terdakwa SYL, Sekjen Kementan nonaktif Kasdi, dan Direktur Kementan nonaktif M Hatta di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024). Wisnu mengatakan Nayunda dititipkan di Badan Karantina Pertanian Kementan.

“Atas nama Nayunda, pada waktu itu,” jawab Wisnu, dikutip dari detikNews.

“Ini siapa, kok bisa, bagaimana ceritanya?” tanya jaksa.

“Pada waktu itu, arahan dari Gedung A juga, Pak Karo kalau tidak salah, bahwa si Nayunda ini akan menjadi asistennya Ibu Thita begitu, sehingga honornya dititipkan di Karantina,” jawab Wisnu.

Dia mengatakan, sebagai pegawai honorer Kementan, Nayunda seharusnya bertugas di bagian umum. Dia mengatakan Nayunda hanya ke kantor dua kali. Wisnu menambahkan, Nayunda bekerja sebagai asisten Thita tapi digaji sebagai honorer Kementan senilai Rp 4,3 juta. Dia mengatakan Thita juga tak pernah ke kantor Kementan.

(shc/kil)

Membagikan
Exit mobile version