Minggu, Oktober 27


Jakarta

Ni Made Putri Suwandewi mencetak sejarah sebagai atlet pertama asal Indonesia yang bergabung dengan klub Perth Scorchers untuk kompetisi Women’s Big Bash League (WBBL) musim 2024-2025. Keberhasilan ini tentu turut menjadi kebanggaan untuk kriket Indonesia.

Suwandewi, yang akrab disapa Tori, merupakan salah satu hasil pembinaan intensif dari Pengurus Pusat Persatuan Cricket Indonesia (PP PCI). Lewat program pelatihan dan kompetisi berjenjang yang diadakan PCI, Suwandewi mampu berkembang dan menembus level internasional.

Suwandewi membuktikan kemampuannya dengan catatan impresif dalam 42 pertandingan T20I. Dia meraih 49 wicket dengan rata-rata 8,18 per wicket dan tingkat ekonomi 2,97 per over.


Salah satu momen puncaknya terjadi ketika ia mencatatkan 5/8 melawan negara Asia Tenggara, memperkuat reputasinya sebagai bowler andal dalam menghadapi tekanan. Suwandewi bangga dengan pencapaian ini.

“Saya sangat bersemangat bergabung dengan Perth Scorchers menjelang WBBL|10, salah satu kompetisi T20 terbaik di dunia. Scorchers adalah klub yang sangat sukses, dan saya tak sabar untuk bekerja bersama tim serta pelatih musim ini,” kata Suwandewi dalam keterangan persnya.

Langkah besar ini merupakan bagian dari kolaborasi strategis antara WA Cricket dan PP PCI. Dalam beberapa tahun terakhir, PCI telah bekerja keras mengembangkan kriket di Indonesia dengan fokus pada pembinaan pemain putri.

General Manager Perth Scorchers, Kade Harvey, menyebut perekrutan Suwandewi bukan hanya memperkuat tim, tetapi juga memperdalam hubungan strategis antara Australia dan Indonesia.

“Langkah ini membuktikan bahwa kricket adalah olahraga yang semakin inklusif. Atlet dari negara-negara berkembang juga bisa bersaing di liga profesional elit,” ujar Harvey.

Ketua Umum PP PCI, Abhiram Singh Yadav, menyebut pencapaian Suwandewi sebagai hasil nyata dari upaya federasi dalam membina atlet cricket putri. Dia yakin bahwa pencapaian ini akan menginspirasi generasi muda, khususnya atlet perempuan.

“Ini adalah awal dari perjalanan Indonesia menuju panggung global, membuktikan bahwa negara-negara berkembang pun memiliki tempat di kompetisi elit,” ujar Abhiram.

(ran/bay)

Membagikan
Exit mobile version