Jakarta –
Tahun 2024 akan tercatat dalam sejarah sebagai tahun yang suram bagi planet kita. Berbagai lembaga klimatologi dunia telah mengkonfirmasi bahwa suhu rata-rata global tahun ini telah melewati ambang batas 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.
Batas ini, yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015, merupakan tonggak penting yang menandai percepatan dampak perubahan iklim.
“Pada titik ini, kecuali dampak asteroid atau letusan gunung berapi besar-besaran… Saya pikir aman untuk mengatakan ini akan menjadi tahun pertama di atas 1,5 derajat,” kata Zeke Hausfather di organisasi nirlaba AS Berkeley Earth dikutip dari New Science.
Suhu udara rata-rata tahunan adalah tolok ukur penting dari perubahan iklim kita. Ada variasi dari tahun ke tahun, tetapi melacak tren menunjukkan suhu dunia terus menghangat.
Tahun lalu saja rata-rata temperatur dunia mencapai kenaikan 1,45 derajat Celcius di atas suhu rata-rata di masa pra-industri.
Konsekuensi yang Mengancam
Perubahan 1,5 derajat mungkin tampak kecil. Memang kita kerap mengalami perubahan suhu yang jauh lebih besar dari ini selama sehari.
Tetapi ini adalah perubahan dalam rata-rata klimatologis (rata-rata semua hari selama periode seperti 30 tahun). Artinya mewakili perubahan besar dalam sistem iklim kita.
Dampaknya akan terasa nyata di seluruh dunia, antara lain:
- Peningkatan Kejadian Cuaca Ekstrem: Gelombang panas yang lebih intens dan berkepanjangan, kekeringan parah, banjir bandang, dan badai dahsyat akan menjadi lebih sering terjadi.
- Kenaikan Permukaan Laut: Mencairnya es di kutub akan mempercepat kenaikan permukaan laut, mengancam pulau-pulau kecil dan wilayah pesisir yang padat penduduk.
- Krisis Ketahanan Pangan: Perubahan iklim akan mengganggu produksi pangan global, meningkatkan risiko kelaparan dan malnutrisi.
- Kepunahan Spesies: Banyak spesies akan kesulitan beradaptasi dengan perubahan iklim yang cepat, meningkatkan risiko kepunahan.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Setiap individu, pemerintah, dan sektor swasta memiliki peran penting dalam mengatasi krisis iklim ini. Menurut Zeke ada beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain:
- Transisi ke Energi Terbarukan: Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke sumber energi terbarukan seperti surya dan angin.
- Meningkatkan Efisiensi Energi: Menggunakan energi secara lebih bijak di rumah, tempat kerja, dan dalam transportasi.
- Melindungi dan Memulihkan Hutan: Hutan berperan penting dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
(afr/afr)