Kamis, September 19

Jakarta

Pada bulan September 2024 akan ada fenomena Supermoon atau Bulan Purnama Super. Saat fenomena ini terjadi, akan ada pula fenomena Gerhana Bulan Sebagian (GBS). Lantas kapan waktu kejadian dan apa dampaknya?

Fenomena Supermoon atau Bulan Purnama Super dan fenomena Gerhana Bulan Sebagian akan terjadi pada tanggal 18 September 2024. Sayangnya untuk fenomena gerhana tidak bisa diamati dari wilayah Indonesia.

Waktu Terjadinya Supermoon 18 September 2024

Di Indonesia, menurut laporan BRIN, fenomena Bulan Purnama Super atau Supermoon akan terjadi pada Rabu, 18 September 2024 pukul 9.34 WIB. Selama beberapa hari sebelum dan sesudah fenomena ini terjadi, bulan akan tampak purnama selama sekitar tiga hari, yaitu sekitar dari Selasa malam hingga Kamis pagi.


Menurut Time and Date, Bulan Purnama di bulan September disebut juga dengan Harvest Moon atau Corn Moon. Bulan Purnama September juga adalah Supermoon, sebab terjadinya berdekatan dengan fenomena Ekuinoks (Equinox), yang akan menyebabkan penampakan Bulan Purnama ini lebih besar dan bercahaya.

Mengutip dari NASA, istilah “Supermoon” sendiri diciptakan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979 sebagai Bulan Baru atau Bulan Purnama yang terjadi ketika Bulan berada dalam jarak 90% terdekat dengan Bumi. Karena dari Bumi tidak dapat melihat Bulan Baru, maka yang mendapat perhatian adalah Purnama Supermoon, yakni Bulan Purnama terbesar dan paling terang sepanjang tahun.

Seperti diketahui, Supermoon akan terjadi bersamaan dengan Gerhana Bulan Sebagian. Namun, Gerhana Bulan Sebagian tanggal 18 September 2024 ini tidak dapat diamati dari wilayah Indonesia. Melainkan hanya bisa disaksikan dari wilayah Amerika, Eropa, Afrika, sebagian wilayah Asia selatan, Lautan Pasifik, Lautan Atlantik, Arktik, Antartika.

Dampak Fenomena Supermoon dan Bulan Purnama

Menurut BMKG, adanya fenomena Supermoon (posisi Perigee atau jarak terdekat Bulan terhadap Bumi) disertai dengan Bulan Purnama terjadi, dampaknya adalah akan mempengaruhi kondisi pasang maksimum air laut di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar pesisir pantai dihimbau untuk waspada.

Tentang fenomena Supermoon sendiri, mengutip dari Space, adalah fenomena Bulan Purnama yang terjadi ketika jarak Bulan berada lebih dekat dengan Bumi. Sehingga, Bulan akan terlihat lebih besar dan lebih terang dari biasanya.

Penyebab terjadinya Supermoon adalah karena orbit Bulan mengelilingi Bumi tidak membentuk lingkaran sempurna, sebagai akibat dari pengaruh gravitasi Bumi. Orbit Bulan mengelilingi Bumi berbentuk elips, tampak seperti lingkaran memanjang atau oval.

Hal tersebut berarti ada saat-saat dalam orbit 27 hari Bulan yang lebih dekat ke Bumi dan lebih jauh di lain waktu. Fenomena Supermoon terjadi ketika Bulan berada dalam fase Bulan Purnama dari siklus lunar 29,5 hari dan berada di Perigee, titik terdekat dengan Bumi di orbitnya.

Saksikan Live DetikPagi:

(wia/idn)

Membagikan
Exit mobile version