Bekasi –
Sunge Jingkem Sembilangan, destinasi wisata air yang terletak di Bekasi, Jawa Barat pernah menjadi primadona selama masa pandemi COVID-19. Kini, sepi pengunjung.
Dengan tarif masuk yang sangat terjangkau, hanya Rp 5.000 per orang, tempat itu menawarkan pengalaman unik berupa perjalanan perahu wisata seharga Rp 25.000 untuk pulang-pergi menyusuri sungai yang asri.
Saat itu, Sunge Jingkem menjadi pilihan banyak orang yang ingin menikmati suasana alam terbuka di tengah pembatasan aktivitas di dalam ruangan. Namun, situasinya berubah drastis setelah pandemi mereda.
Jumlah pengunjung yang datang ke tempat ini kini jauh menurun dibandingkan masa-masa tersebut. Menurut Ismul Hariko, seorang pengelola warung di area tersebut, popularitas Sunge Jingkem mulai meningkat sejak dibuka pada 2019.
Sunge Jingkem Sembilangan di Bekasi, Jabar (Asti Azhari/detikcom)
|
“Pas COVID malah rame banget, karena mungkin orang cari tempat terbuka untuk rekreasi,” ungkap Ismul saat diwawancarai detikTravel, Rabu (11/12/2024).
Namun, masa kejayaan itu tidak berlangsung lama. Setelah pandemi berakhir, tingkat kunjungan menurun drastis, bahkan lebih sepi dibandingkan sebelum pandemi.
“Sekarang sepi banget, mendingan waktu COVID,” kata Ismul.
Sunge Jingkem memiliki daya tarik berupa fasilitas perahu wisata yang menawarkan pengalaman menyusuri sungai tanpa gangguan aktivitas nelayan. Hal ini memberikan kenyamanan lebih bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam. Sayangnya, meski memiliki potensi besar, daya tarik ini tidak cukup untuk mempertahankan jumlah pengunjung.
Banyak warung yang sebelumnya berjaya selama masa pandemi kini harus tutup akibat minimnya jumlah wisatawan. Kondisi ini membuat perekonomian lokal di sekitar Sunge Jingkem ikut terdampak, menciptakan tantangan baru bagi para pelaku usaha kecil di kawasan tersebut.
|
Salah satu masalah utama yang dihadapi Sunge Jingkem adalah kurangnya promosi dari pihak pengelola. Minimnya informasi yang tersebar membuat tempat ini tidak banyak dikenal oleh wisatawan baru, meskipun memiliki keunikan tersendiri.
Selain itu, koordinasi yang buruk antara penjaga atau pengelola di beberapa titik akses masuk juga menjadi hambatan. Banyak pengunjung mengaku kebingungan saat mencari lokasi Sunge Jingkem, yang seharusnya bisa diatasi dengan pengelolaan yang lebih baik dan informasi yang jelas.
(fem/fem)