Rabu, April 23


Jakarta

Mobil Esemka dikeluhkan calon pembelinya. Padahal calon konsumennya sudah sempat survei, namun mobilnya disebut tidak ada.

Mobil Esemka sempat mencuri perhatian saat pertama kali diluncurkan pada September 2019. Kala itu, Presiden ke-7 Joko Widodo pun turut menghadiri seremoni yang digelar di pabrik PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali. Jokowi memang seringkali dikaitkan dengan Esemka. Boleh dibilang munculnya nama Esemka di publik, sedikit banyak ada peran Jokowi.

Hal itulah yang membuat warga Solo Aufaa Luqmana Re A tertarik untuk membeli Esemka. Bahkan Aufaa juga berniat membuka usaha rental mobil pikap dan menggunakan Esemka Bima sebagai armadanya. Sayang, Aufaa dibuat kecewa karena mobil yang diinginkan itu tak kunjung ada.


Kuasa hukum Aufaa, Sigit N Sudibyanto menjelaskan Aufaa sebelumnya sempat berkunjung ke pabrik Esemka di Boyolali pada tahun 2021. Dia juga berbincang dengan pihak pemasaran Esemka. Tapi mobil yang diincar tak ada.

“Sementara belum (ada transaksi pembelian), tapi sudah menabung sejak lama. Sudah survei ke Boyolali (pabrik Esemka) ketemu dengan marketingnya, ngobrol juga. Mau beli tidak ada,” ucap Sigit dikutip detikJateng.

“Kita sama sekali belum bayar DP, tapi kita sudah survei ke pabrik atau gudangnya. Ketemu pihak marketingnya, tapi belum melakukan transaksi apa pun. Tapi sudah kadung berharap, jadi kecewa,” sambung Sigit.

Atas dasar hal itu, Aufaa kemudian mengajukan gugatan kepada Jokowi dan juga pihak Esemka. Dia menilai program mobil nasional Esemka tidak berjalan dan menganggap sebagai wanprestasi.

“Tuntutannya adalah, menyatakan para penggugat itu tidak dapat memenuhi janjinya dalam hal memproduksi mobil Esemka secara massal, sehingga dikategorikan sebagai perbuatan wanprestasi. Pihak penggugat merasa dirugikan kepentingan hukumnya sehingga menuntut para tergugat paling rendah harga mobil pikap Esemka masing-masing Rp 150 juta. Karena dia ingin beli dua mobil, jadi Rp 300 juta. Terhadap PT Solo Manufaktur Kreasi, penggugat meletakkan sita jaminan, agar tergugat memenuhi prestasinya apabila gugatan dikabulkan,” jelas Sigit.

Sebagai informasi tambahan, pihak Esemka pernah menegaskan bahwa mobilnya bukanlah mobil nasional. Pada saat peluncuran, Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Eddy Wirajaya mengungkap Esemka adalah perusahaan swasta nasional yang 100 persen dimiliki swasta dan bukanlah mobil nasional.

“Lebih tepatnya merupakan mobil buatan Indonesia karya anak bangsa sendiri,” kata Eddy kala itu sebagaimana dikutip laman Sekretariat Kabinet.

Tak cuma itu, Eddy pada Februari 2023 juga menegaskan bahwa tidak ada hubungan antara Jokowi dan mobil Esemka. Meski begitu, Eddy tak menampik bahwa Jokowi merupakan salah satu orang yang mempopulerkan Esemka.

“Beliau itu cuma pernah mencetus itu sebagai kota vokasi Solo dan wujud otomotif terus setelah itu kan beliau beralih punya posisi lebih tinggi, beliau mencari bagaimana sih swasta bisa melanjutkan industri ini,” tutur Eddy.

(dry/rgr)

Membagikan
Exit mobile version