Sabtu, September 28


Jakarta

Secangkir kopi rasanya bisa mengembalikan energi yang hilang setelah lelah beraktivitas. Beberapa orang mungkin merasa harinya akan terasa kurang lengkap tanpa minum kopi.

Namun, ada kalanya sudah minum kopi tapi tubuh terasa masih lemas. Bukan karena kopinya, tapi bisa jadi penyebabnya ada dari dalam tubuh.

Dikutip dari Business Insider, berikut tiga alasan yang mungkin membuat tubuh masih terasa lemas meski sudah minum kopi:


1. Faktor genetik

Genetik mungkin menjadi penyebab jika seseorang tidak bisa merasakan efek stimulan dari kafein. Setelah meminum kopi, dibutuhkan waktu sekitar 45 menit bagi tubuh untuk menyerapnya.

Kemudian, molekul kafein dengan cepat berpindah ke otak. Di sana, kafein berikatan dengan reseptor yang biasanya dipasangkan dengan adenosin, neurotransmitter yang mendorong untuk tidur.

Tindakan ini menghalangi adenosin mencapai reseptor tersebut, sehingga menghambat rasa kantuk.

“Genetika dapat berperan dalam sensitivitas kafein, karena genetika menentukan seberapa efektif reseptor adenosin tubuh dapat mengikat molekul kafein,” jelas Jenna Liphart Rhoads, PhD, perawat terdaftar dan pendidik perawat di Nurse Together.

“Selain itu, seberapa cepat Anda merasakan efek kafein dan berapa lamanya, bergantung pada genetika Anda,” sambungnya.

Enzim di hati yang disebut CYP1A2, bertanggung jawab atas 95 persen metabolisme kafein. Namun, ada dua bentuk CYP1A2, salah satunya akan memetabolisme kafein lebih cepat dibandingkan yang lain, yang berarti akan merasakan lebih sedikit efek stimulan.

2. Toleransi kafein

Jika tidak merasakan sensasi dari secangkir kopi yang diminum tiap pagi, bisa jadi tubuh telah membentuk toleransi. Meminum kafein dalam jumlah atau frekuensi yang lebih tinggi, akan membuat tubuh menjadi kurang sensitif terhadap kafein.

Akibatnya, kafein yang dibutuhkan untuk mendapatkan efek yang sama seperti yang dialami sebelumnya akan lebih meningkat.

Dosis maksimal kafein yang dianjurkan adalah 400 mg per hari, sekitar 4 cangkir kopi. Jika tidak lagi merasakan efek kafein pada batas itu, bisa jadi toleransi tubuh akan kafein sudah terlalu tinggi. Kondisi ini bisa memicu sakit kepala dan insomnia.

“Orang-orang dapat mengurangi toleransi mereka terhadap kafein dengan mengurangi penggunaan kafein. Menjauh dari kafein dapat membantu tubuh menjadi lebih sensitif pada efek kafein,” kata Morgyn Clair, ahli gizi diet terdaftar.

3. Sudah terlalu lelah

Kafein bukanlah obat yang bisa menyembuhkan semua rasa kantuk. Jika efek kafein yang biasa dikonsumsi tidak terasa pada tubuh, bisa jadi tubuh sudah terlalu lelah.

“Jika seseorang sangat lelah, kafein mungkin tidak membantu Anda dan tidur yang cukup adalah hal yang dibutuhkan tubuh,” kata Rhoads.

“Jika akhir-akhir ini Anda kurang istirahat, cobalah untuk tidur lebih awal dengan menggunakan meditasi tidur,” tutupnya.

(sao/kna)

Membagikan
Exit mobile version