Kamis, November 14

Jakarta

Bahaya main judi online itu nyata. Di hadapan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, emak-emak menceritakan kisah pilu mereka karena sang suami main main judi online hingga bikin harga ludes.

Mereka mengungkapkan unek-unek tersebut saat Meutya melakukan kunjungan kerja di Cilincing, Jakarta Utara. Berdasarkan data PPATK, kawasan ini merupakan salah satu yang tertinggi masyarakat yang terjerumus judi online, termasuk anak-anak.

“Gara-gara judi online, HP, semua TV habis. Sampai saya ditagih-tagih utang. Jangankan untuk online, utang Bank Mekar pun saya ditagih. Bank yang keliling itu (pinjam uang) nama saya. Semua saya tanggung malu, aib,” ungkap Nur yang suaminya kecanduan judi online, Selasa (12/11/2024).


Nur menduga kalau suaminya itu main permainan haram tersebut karena salah pergaulan hingga terjerembab di dalamnya. Dengan kondisi yang ada ia berharap suaminya sadar.

“Hingga saat ini ya, saya berusaha sabar saja,” ucapnya.

“Ini sudah berapa lama?” tanya Menkomdigi Meutya.

“Sudah lama banget, empat tahunan ada mungkin,” lirih Nur.

“Semangat untuk seorang perempuan kuat Ibu Nur,” respon Meutya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Nani bahwa suaminya juga turut kecanduan judi online yang membuat keluarga sengsara. Nani mengatakan awal mula ia mengira kalau suaminya itu sekedar main game, ternyata di dalamnya ada unsur pertaruhan seperti judi.

“Bilangnya ini iseng main game-game biasa, enggak kelihatan ini. Terus pas saya lihat kan suka ada iklannya tuh Ibu Menteri, yang petir apa gitu, saya ngerti, kalau itu tuh judi,” kata Nani.

“Terus awalnya memang kayaknya dia dikasih menang terus. Lama-lama sudah ngasih nafkah seenaknya, terus (saya) punya anak kecil, jadi ujung-ujungnya pinjol pakai data saya. Tadi sudah ke-blacklist, enggak bisa pinjam. Data saya dipinjam buat ke debt collector,” tuturnya.

Menkomdigi Meutya mengatakan dalam memberantas judi online tidak bisa dilakukan oleh pemerintah sendiri tapi juga melibatkan masyarakat. Meutya yang langsung ke masyarakat ini merupakan bagian dari sosialisasi bahaya judi online.

Disampaikannya alat canggih yang dimiliki Komdigi tidak akan efektif bila tidak melibatkan peran masyarakat.

“Saling ingatkan, lihat kiri-kanan. Kalau nampaknya dia sudah mulai banyak gelisah, kekurangan uang terus gitu ya, coba ditanya masalahnya apa, saling ingatkan. Itulah salah satu cara menjaga karena biasanya orang yang sudah terlilit dia itu malah menjauh dan cari pertolongan karena malu, aib. Tolong ini jangan dilihat sebagai sesuatu yang memalukan. Ini penyakit yang harus kita sama-sama lawan. Jangan ragu cerita kalau ada masalah,” pungkasnya.

(agt/agt)

Membagikan
Exit mobile version