Senin, Juli 1


Jakarta

Shin Tae-yong belum memperpanjang kontrak sebagai pelatih Timnas Indonesia. Apakah hal itu mempengaruhi situasi di ruang ganti Skuad Garuda?

Shin Tae-yong sudah habis kontraknya sebagai pelatih Timnas Indonesia pada tengah tahun ini. PSSI sudah menyodorkan perpanjangan kontrak sampai tahun 2027, namun sang juru taktik belum memberikan tanda tangannya.


Kondisi kesehatan Shin Tae-yong sedang menurun. Pihak PSSI pun mau STY fokus untuk pemulihan, sembari menanti tanda tangannya.

Namun lain sisi, muncul rumor STY diminati Korea Selatan untuk mengisi posisi pelatih timnas. Walau sampai saat ini, belum ada kebenaran akan kabar tersebut dan KFA (asosiasi sepakbola Korsel) belum memberikan konfirmasi mengenai hal itu.

Timnas Indonesia selanjutnya akan jalani babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia (lebih dulu akan dilakukan drawing pembagian grup pada 27 Juni nanti). Skuad Garuda selanjutnya akan tanding mulai pertengahan September mendatang.

Di babak tersebut, calon lawannya berat-berat. Sebut saja seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, sampai Australia.

Shin Tae-yong yang belum memberikan perpanjangan kontrak, jadi kekhawatiran para pecinta sepakbola Tanah Air. Apakah hal itu mempengaruhi kondisi di dalam skuad Timnas Indonesia?

“Menurut saya sih, tidak akan berpengaruh,” ujar pengamat sepakbola dari Football Institute, Budi Setiawan kepada detikSport.

“Para pemain mungkin sudah cocok dengan coaching style STY, tapi mereka adalah pemain profesional dan pergantian pelatih adalah hal yang biasa,” sambungnya.

Budi Setiawan turut berharap agar para pemain Timnas Indonesia bisa menjaga fokusnya. Pun andai kemungkinan terburuknya Shin Tae-yong tidak perpanjang kontrak, maka akan ada nama baru yang jadi pengganti.

“Selama penggantinya lebih mumpuni, lebih berkualitas, dan punya rekam jejak yang bonafit, saya yakin pemain dan suporter akan welcome ke pelatih baru,” kata Budi.

“STY juga kan sudah pernah mengisyaratkan bahwa indonesia tidak akan menjadi tempat terakhirnya dia. Ini hanya masalah waktu cepat atau lambat, Alfred Riedle, Ivan Kolev, Luis Milla juga kan pernah ada di hati suporter pecinta bola, akhirnya bisa move on,” tutupnya.

(aff/ran)

Membagikan
Exit mobile version