Minggu, Juni 30


Jakarta

Studi terbaru mengungkapkan peningkatan risiko penyakit stroke pada kelompok paruh baya dan lanjut usia yang mengalami kesepian jangka panjang. Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal eClinicalMedicine belum lama ini.

Peneliti menemukan risiko stroke di kalangan orang dewasa yang kesepian lebih tinggi, terlepas dari gejala depresi atau perasaan terisolasi secara sosial.

“Kesepian semakin dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang utama. Temuan kami lebih jauh menyoroti alasannya,” kata penulis utama Yenee Soh dari Harvard TH Chan School of Public Health dikutip dari ABCNews, Jumat (28/6/2024).


“Khususnya ketika dialami secara kronis, penelitian kami menunjukkan bahwa kesepian mungkin memainkan peran penting dalam kejadian stroke, yang merupakan salah satu penyebab utama kecacatan dan kematian jangka panjang di seluruh dunia,” lanjutnya.

Orang-orang yang mengalami kesepian situasional atau sementara, tidak memiliki peningkatan risiko stroke. Hal ini menunjukkan dampak kesepian terhadap risiko stroke terjadi dalam jangka panjang.

Penelitian ini menggunakan survei Health and Retirement Study (HRS) Universitas Michigan yang melibatkan 12.161 orang berusia 50 tahun ke atas yang belum pernah mengidap stroke. Mereka diminta memberikan informasi terkait kesepian mereka.

Empat tahun kemudian, 8.936 orang yang masih berpartisipasi dalam penelitian tersebut menjawab pertanyaan yang sama. Selama masa tindak lanjut selama delapan tahun, tercatat 601 di antaranya mengidap stroke.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengalami kesepian kronis memiliki risiko 56 persen lebih tinggi terkena stroke dibandingkan mereka yang secara konsisten melaporkan tidak kesepian. Survei tersebut tidak bergantung pada isolasi sosial, gejala depresi, indeks massa tubuh, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan lainnya.

Penelitian sebelumnya telah mengaitkan kesepian dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, namun penelitian baru ini merupakan salah satu penelitian berskala besar dan jangka panjang pertama yang menguji hubungan antara perubahan kesepian dan risiko stroke dari waktu ke waktu.

“Temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa kesepian dikaitkan dengan kesehatan yang lebih buruk,” kata profesor psikologi dan ilmu saraf Universitas Brigham Julianne Holt-Lunstad mengomentari penelitian tersebut.

“Hal ini juga konsisten dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa dampak merugikan tampaknya paling terkait ketika kondisi (kesepian) ini menetap atau kronis seiring berjalannya waktu,” lanjutnya.

(avk/naf)

Membagikan
Exit mobile version