
Jakarta –
Studi baru yang dilakukan oleh OpenAI dan MIT Media Lab menemukan bahwa secara umum, semakin banyak waktu yang dihabiskan pengguna untuk berbicara dengan ChatGPT, semakin kesepian yang mereka rasakan.
Hubungan ini dibuat sebagai bagian dari dua studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, satu studi yang dilakukan di OpenAI menganalisis lebih dari 40 juta interaksi ChatGPT dan survei pengguna yang ditargetkan, dan satu lagi di MIT Media Lab mengikuti penggunaan ChatGPT oleh partisipan selama empat minggu.
Studi MIT mengidentifikasi beberapa cara berbicara dengan ChatGPT, baik melalui teks maupun suara dapat memengaruhi pengalaman emosional seseorang, di luar temuan umum bahwa penggunaan yang lebih tinggi menyebabkan kesepian yang lebih tinggi dan berkurangnya sosialisasi.
Sebagai contoh, partisipan yang sudah mempercayai chatbot dan cenderung terikat secara emosional dalam hubungan antarmanusia merasa lebih kesepian dan lebih bergantung secara emosional pada ChatGPT selama penelitian.
Efek tersebut tidak terlalu parah pada mode suara ChatGPT, terutama jika ChatGPT berbicara dengan nada netral. Mendiskusikan topik pribadi juga cenderung menyebabkan kesepian dalam jangka pendek, dan yang menarik, berbicara dengan ChatGPT tentang topik yang lebih umum cenderung meningkatkan ketergantungan emosional.
Temuan besar dari penelitian OpenAI adalah bahwa melakukan percakapan emosional dengan ChatGPT masih belum umum.
“Interaksi yang ekspresif secara emosional hadir dalam persentase penggunaan yang besar hanya pada sekelompok kecil pengguna Mode Suara Lanjutan yang kami teliti,” tulis OpenAI sebagaimana dikutip detikINET dari Engadget, Minggu (23/3/2025).
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun temuan MIT mengkhawatirkan dan tidak mengejutkan, temuan ini tidak tersebar luas di luar sekelompok kecil pengguna berat.
Ada beberapa keterbatasan penting pada penelitian MIT Media Lab dan OpenAI, seperti kedua studi yang mencakup periode waktu yang singkat satu bulan untuk MIT, 28 hari untuk OpenAI dan MIT tidak memiliki kelompok kontrol untuk dibandingkan.
Penelitian-penelitian ini menambahkan lebih banyak bukti untuk sesuatu yang tampaknya benar secara intuitif untuk sementara waktu sekarang, berbicara dengan AI memiliki dampak psikologis pada manusia yang berbicara.
Mengingat minat yang besar untuk menjadikan AI sebagai mitra percakapan yang menarik, baik dalam video game atau sebagai cara untuk menyederhanakan pekerjaan para kreator YouTube, jelaslah bahwa MIT Media Lab dan OpenAI benar jika mereka ingin memahami apa yang akan terjadi jika berbicara dengan AI menjadi hal yang biasa.
(jsn/jsn)