Kamis, Oktober 3


Jakarta

Pengusaha sekaligus Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Rusdi Kirana, dilantik sebagai salah satu pimpinan MPR RI. Bos maskapai Lion Air itu menduduki jabatan Wakil Ketua MPR perwakilan Fraksi PKB.

Sebelum terjun ke dunia politik hingga kini menjadi salah satu pimpinan MPR, Rusdi memulai perjalanan kariernya dari seorang salesman mesin ketik bermerek ‘brother’. Saat itu Rusdi hanya berpenghasilan US$ 10 atau Rp 120.000 per bulan.

Dalam laporan Antara, disebutkan Rusdi baru merintis bisnis maskapai penerbangan Lion Air itu dimulai pada Oktober 1999 lalu dengan modal US$ 10 juta. Ia menggagas “revolusi” dalam dunia penerbangan dengan konsep biaya murah (low cost carrier).


Awalnya kebijakan itu menuai banyak tentangan dari berbagai pihak, khususnya sesama perusahaan penerbangan. Bahkan Rusdi mengaku pernah dihujat dan dihujani pertanyaan soal modal asing hingga rasa nasionalisme selama tujuh jam di Komisi IV DPR-RI.

Lion Air dituding memiliki hubungan dengan perusahaan penerbangan Singapura, padahal kenyataannya nama Lion diambil dari zodiak dirinya sendiri yang seorang Leo.

Berkat gebrakannya yang banyak menuai kontroversi ini, Lion Air dengan cepat bisa memiliki 24 pesawat yang terdiri dari 19 MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Semua ini dicapai hanya dalam tempo enam tahun sejak pendirian maskapai itu.

Dari sisi jumlah penumpang, maskapai yang didirikan oleh Rusdi bersama saudaranya Kusnan Kirana meraih 600.000 orang lebih per bulan atau menguasai 40 persen dari seluruh segmen pasar. Hingga pada 2004 Lion Air berhasil menempati posisi kedua maskapai dengan jumlah penumpang yang diterbangkan terbanyak, setelah Garuda Indonesia.

Lebih lanjut, dalam catatan detikcom disebutkan Rusdi Kirana sempat menghebohkan dunia penerbangan internasional pada 2011 dan 2013 lalu.

Sebab pada 2011 lalu, Lion Air dan Boeing telah memfinalisasi rekor pembelian 230 pesawat 737 senilai US$ 22,4 miliar di depan Presiden Barack Obama. Sedangkan pada 2013, Lion Group, termasuk Batik Air, meneken kontrak pembelian 234 pesawat Airbus senilai US$ 24 miliar yang disaksikan langsung Presiden Prancis François Hollande.

Kendati demikian, Rusdi, yang mencatatkan sejarah dengan rekor fantastis pembelian pesawat dari dua pabrikan raksasa ini, tetap saja berbicara kesederhanaan. Gaya hidup sederhana dan pendidikan tetap menjadi fokus Rusdi. Ia bahkan tetap berupaya menerbangkan seluruh penumpangnya dengan kelas ekonomi.

Namun di kalangan dunia penerbangan, Rusdi sempat ‘ngamuk’ ketika maskapai penerbangan Indonesia di-black list tak bisa terbang ke Eropa. Rusdi mengatakan hal itu tidak adil.

Di sisi lain, kesuksesannya di dunia bisnis tidak membuat Rusdi berhenti. Ia terjun ke dunia politik pada tahun 2014 di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan jabatan Wakil Ketua Umum.

Akibatnya di tahun yang sama Rusdi tercatat sudah tidak menjabat President Director Lion Air lalu. Namun bos maskapai ini tetap aktif terlibat dalam memberikan arah strategis jangka panjang Lion Group, termasuk Batik Air.

Kemudian pada 2017, ia sempat diangkat menjadi duta besar Indonesia untuk Malaysia. Rusdi juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Presiden Joko Widodo dan wakil ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa.

Terlepas dari itu berkat kesuksesan Lion Air ini, Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana sempat masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia pada tahun 2019 versi Forbes. Total harta kekayaannya saat itu mencapai US$ 835 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun (kurs Rp 15.541).

Simak juga Video ‘Penerbangan ke Wilayah Timur Indonesia Jadi yang Paling Menantang’:

[Gambas:Video 20detik]


Saksikan Live DetikSore:

(fdl/fdl)

Membagikan
Exit mobile version