Rabu, Maret 12


Jakarta

Aksi pengendara road rage kembali terjadi. Kali ini menimpa pemotor yang dibanting sopir Alphard. Kenapa road rage masih terulang?

Seorang pemotor dibanting ke jalan oleh sopir Alphard. Penganiayaan itu berawal saat pemotor berinisial HK tengah memboncengi ibuny, EJS, melintas di Jalan Kebon Baru, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara. Setibanya di TKP, sopir Alphard tengah memundurkan mobilnya namun tepat di belakangnya ada motor yang dikendarai HK.

Pemotor itu kemudian membunyikan klakson sebanyak dua kali karena motornya nyaris bersenggolan dengan Alphard. Tapi sopir Alphard malah turun dari mobil dan cekcok dengan EJS.


“Melihat kejadian ini, korban berusaha memberikan penjelasan kepada pelaku. Namun, pelaku malah membanting badan korban ke jalan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradidilansir Antara.

Ponsel milik EJS juga diambil oleh sopir Alphard lantaran tak terima kejadian tersebut direkam. Akibat aksi sopir Alphard itu, pemotor yang dibanting ke jalan mengalami memar di lengan kiri. Kepalanya juga sempat pusing karena membentur aspal. Kasus penganiayaan ini tegnah ditangani Polsek Cilincing Polres Metro Jakarta Utara.

Aksi yang dilakukan sopir Alphard itu dapat dikategorikan sebagai road rage. Ini bukan kali pertama road rage terjadi, melainkan sudah ada beberapa kejadian serupa yang dipicu arogansi pengendara. Sayangnya, aksi tersebut masih terus berulang. Pengendara seolah tak belajar dari kejadian yang sudah-sudah.

Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana pernah mengungkap aksi road rage ini tak akan bisa hilang di jalan.

“Karena itu bagian dari ketidakmampuan sebagian dari mereka dalam memanage emosi dan egonya,” terang Sony beberapa waktu lalu.

Adapun saat menghindari road rage kata Sony, sebaiknya memilih untuk menghindar dan mengalah supaya jauh dari masalah. Pikirkan risiko buruk yang akan terjadi sebelum salah bertindak.

“Melayani mereka dengan asumsi jangka pendek dan panjang berubah menjadi seperti mereka,” kata Sony.

Di lain pihak, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu pernah mengungkap beberapa pemicu road rage di jalan. Pertama, kesadaran aturan hukum dan tata tertib berlalu lintas di jalan yang lemah. Kedua, kesadaran empati yang lemah. Ketiga, penegakan hukum pasca kejadian kebanyakan kurang tegas.

(dry/din)

Membagikan
Exit mobile version