Senin, September 23


Jakarta

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan smelter tembaga milik PT Amman Mineral di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan smelter pertama di Indonesia yang dimiliki sepenuhnya secara nasional. Bahlil menyebutkan secara perusahaan Amman Mineral dimiliki sepenuhnya oleh orang Indonesia, tanpa ada pihak asing.

Bahlil mengklaim Amman meletakkan sejarah sebagai perusahaan yang membangun smelter tembaga tanpa ada intervensi investor asing. Hal ini diungkapkan Bahlil di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meresmikan smelter tersebut.

“Saya harus bangga bapak presiden, karena ini smelter pertama milik pengusaha nasional. Ini bukan asing. Jadi, pak Hilmi (Panigoro) dan seluruh dewan direksi, saya harus mengatakan bahwa Amman adalah perusahaan yang meletakkan awal sejarah panjang untuk membangun hilirisasi di sektor tembaga,” ujar Bahlil dalam peresmian yang dilakukan virtual, Senin (23/9/2024).


Bahkan, eks Menteri Investasi itu sempat membandingkan Amman Mineral dan Freeport Indonesia yang juga membangun smelter tembaga. Menurutnya, meskipun saham Freeport dimiliki mayoritas oleh Indonesia, tetap saja masih ada campur tangan pihak asing sebagai pemegang saham.

Smelter milik Amman disebut Bahlil menjadi smelter kedua terbesar di Indonesia setelah milik Freeport di Gresik, Jawa Timur.

“Ini pabrik terbesar kedua setelah Freeport pak. Nah kalau Freeport itu 49% saham luar negeri, 51% saham BUMN. Kalau ini (smelter Amman) pak no asing, no aseng, maupun BUMN. Ini tanpa asing, tanpa semuanya pak, ini milik mereka sendiri,” tegas Bahlil.

Smelter Amman Mineral dibangun dengan investasi Rp 21 triliun dan mampu mengolah konsentrat tembaga menjadi 220 ribu ton katoda tembaga sebagai olahan utama. Namun, Bahlil bilang operasi penuhnya masih baru bisa dilakukan pada Februari atau Maret 2025.

Untuk itu, Amman Mineral sudah meminta kepadanya sebagai pemangku kepentingan sumber daya mineral untuk tetap memberikan izin ekspor konsentrat tembaga sebelum smelter bisa beroperasi penuh.

Menanggapi permintaan itu, Bahlil cuma meminta satu hal, yaitu smelter ini bisa diresmikan terlebih dahulu pembangunannya.

“Sekarang permintaan mereka satu pak, karena peak mereka ini akan dilakukan di bulan Februari atau Maret, karena itu mereka masih meminta kepada Menteri ESDM supaya ekspornya masih diperbolehkan dengan bea yang terjangkau,” beber Bahlil.

“Tapi saya bilang yang penting resmikan dulu lah baru kita bicara biaya ekspornya, itu bisa kita bicarakan,” pungkasnya.

Simak Video: Jokowi Resmikan Smelter Tembaga PT Amman di NTB Senilai Rp 21 T

[Gambas:Video 20detik]

(hal/ara)

Membagikan
Exit mobile version