
Jakarta –
Ini adalah akhir dari sebuah era di jagat teknologi. Microsoft akan menutup aplikasi telekomunikasi legendaris Skype pada bulan Mei dan menggantinya dengan versi gratis Microsoft Teams. Skype sudah ada sejak tahun 2003 dan sempat menuai popularitas tinggi, namun kini semakin turun peminatnya.
Terkait penutupan Skype, penggunanya akan dapat masuk ke aplikasi Microsoft Teams di mana riwayat pesan, obrolan grup, dan kontak tersedia otomatis tanpa harus membuat akun lain atau mereka dapat mengekspor datanya. Microsoft juga menghentikan dukungan untuk menelepon nomor domestik atau internasional.
“Pengguna Skype akan memegang kendali, mereka akan memiliki pilihan. Mereka dapat memigrasikan riwayat percakapan dan kontak keluar jika mereka mau, atau mereka dapat bermigrasi ke Teams,” kata Jeff Teper, president of Microsoft 365 collaborative apps and platforms yang dikutip detikINET dari The Verge.
Microsoft juga membuat tool untuk memudahkan melihat riwayat obrolan Skype yang ada jika yser tidak ingin pindah ke Teams. Skype akan tetap online hingga 5 Mei, jadi pengguna yang sudah ada akan memiliki waktu sekitar 60 hari untuk memutuskan apakah mereka ingin beralih ke Microsoft Teams atau mengekspor data mereka.
“Jika mereka ingin menggunakan Teams, maka peluncuran pertama akan berlangsung cepat karena kami telah melakukan pekerjaan untuk memulihkan kontak, riwayat pesan, dan log panggilan mereka,” kata Amit Fulay, wakil presiden produk di Microsoft.
Jika pindah ke Microsoft Teams, ada satu bagian besar Skype yang akan menghilang. Microsoft akan menghapus bagian telepon yang memungkinkan menelepon nomor domestik atau internasional atau ponsel orang. Microsoft mengakuisisi Skype pada tahun 2011 seharga USD 8,5 miliar saat layanan itu masih jaya.
“Microsoft dan Skype bersama-sama akan menyatukan ratusan juta orang,” kata CEO Microsoft saat itu, Steve Ballmer. Pada saat itu, 170 juta orang menggunakan Skype setiap bulan.
Namun dalam dekade terakhir, layanan seperti FaceTime, Messenger, dan WhatsApp telah mempermudah untuk terhubung dengan teman melalui pesan, panggilan, dan obrolan video dengan cara yang sulit ditandingi Microsoft melalui Skype. Hal ini khususnya terbukti pada tahap awal pandemi covid-19, ketika konsumen beralih ke Zoom alih-alih Skype.
“Basis pengguna Skype sebenarnya tumbuh pada awal pandemi, dan telah cukup flat sejak itu. Tidak menyusut secara dramatis. Jumlahnya relatif datar selama beberapa tahun terakhir,” cetus Teper.
(fyk/fyk)