Jumat, Januari 10

Jakarta

Razer, perusahaan periferal gaming terkenal, harus membayar refund lebih dari Rp 17 Miliar. Perusahaan tersebut terbukti mengklaim secara tidak benar bahwa masker wajah Zephyr yang mereka pasarkan bersertifikasi N95 selama pandemi COVID-19.

Pada Oktober 2021, saat pandemi COVID-19 masih melanda, Razer memperkenalkan masker Zephyr seharga Rp 1,6 juta yang diklaim sebagai masker bersertifikasi N95. Masker ini dilengkapi dengan filter yang dapat diganti, bagian depan plastik transparan, dan tentunya lampu-lampu RGB khas produk Razer.

Namun, ternyata klaim sertifikasi N95 tersebut tidak benar. FTC mengungkapkan bahwa Razer tidak pernah mengirimkan masker Zephyr untuk pengujian kepada Food and Drug Administration (FDA) atau National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Masker ini juga tidak pernah secara resmi disertifikasi sebagai masker N95 yang memiliki persyaratan ketat dalam menyaring partikel udara.


Dilansir dari Kotaku, Minggu (12/5/2024) FTC menyatakan bahwa Razer baru menghentikan klaim palsu tersebut setelah mendapat liputan negatif dari media dan kemarahan dari konsumen. Tindakan ini dianggap sebagai iklan palsu yang menyesatkan konsumen dalam membuat keputusan terkait kesehatan dan keselamatan selama pandemi.

Sebagai konsekuensinya, FTC menjatuhkan denda dan memerintahkan perusahaan untuk mengembalikan setara lebih dari Rp 17 miliar yang merupakan total pendapatan dari penjualan masker Zephyr. FTC akan memberikan pengembalian dana penuh kepada konsumen yang membeli masker tersebut.

Selain itu, Razer dilarang untuk membuat klaim tanpa persetujuan FDA bahwa produknya dapat mencegah, mengurangi, atau mengobati COVID-19. Langkah ini diambil untuk mencegah perusahaan lain melakukan tindakan serupa di masa depan.

Direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC, Samuel Levine, menegaskan bahwa tindakan Razer adalah contoh dari perusahaan yang memanfaatkan situasi pandemi untuk menipu konsumen.

“Perusahaan-perusahaan ini secara salah mengklaim, di tengah pandemi global, bahwa masker wajah mereka setara dengan respirator bersertifikasi N95,” ujar Levine.

“FTC akan terus menuntut pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan yang menggunakan klaim palsu dan tidak terbukti untuk menargetkan konsumen yang sedang membuat keputusan tentang kesehatan dan keselamatan mereka,” tambahnya.

Dengan hukuman yang dijatuhkan, diharapkan perusahaan lain akan lebih berhati-hati memasarkan produk mereka dan tidak mengeksploitasi situasi darurat untuk keuntungan pribadi. Kejadian ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran konsumen untuk lebih selektif dalam memilih produk dan tidak mudah terpengaruh oleh klaim yang belum terbukti.

*) Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video “Situasi Tanah Abang Setelah Sempat Sepi Pengunjung karena Covid-19
[Gambas:Video 20detik]

(rns/fay)

Membagikan
Exit mobile version