Sabtu, Oktober 5

Jakarta

Selama 10 tahun, sinyal di Papua Nugini dipercaya sebagian orang sebagai tanda keberadaan makhluk ekstraterestrial. Bukannya dari alien, studi terbaru percaya itu datang dari sebuah truk.

Sebelumnya, setelah meteor masuk ke atmosfer, stasiun seismik di Pulau Manus telah mencatat beberapa getaran tanah. Namun nampaknya, itu berasal dari suara transportasi darat.

“Sinyalnya berubah arah seiring waktu, persis sama dengan jalan yang melewati seismometer,” kata seismolog Benjamin Fernando, pemimpin tim Hopkins.


“Sangat sulit untuk menerima sinyal dan memastikan bahwa itu bukan berasal dari sesuatu. Tapi yang bisa kami lakukan adalah menunjukkan bahwa ada banyak sinyal seperti ini, dan menunjukkan bahwa sinyal tersebut memiliki semua karakteristik yang kami harapkan dari sebuah truk dan tidak ada satu pun karakteristik yang kami harapkan dari sebuah meteor,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fernando percaya bahwa penelitian sebelumnya telah menggunakan sinyal yang salah dan juga melakukan pencarian di tempat yang salah juga.

“Lokasi bola api sebenarnya sangat jauh dari tempat ekspedisi oseanografi mengambil pecahan meteor tersebut,” ujarnya.

Data yang dianalisis menunjukkan lokasi percikan sebenarnya setidaknya berjarak 100 mil (160,9 km) dari tempat para ahli menyelidikinya. Apa yang ditemukan sebenarnya pun hanyalah meteorit biasa.

“Apa pun yang ditemukan di dasar laut sama sekali tidak ada hubungannya dengan meteor ini, terlepas dari apakah itu batu alam luar angkasa atau bagian dari pesawat luar angkasa alien – meskipun kami menduga kuat bahwa itu bukan alien,” tandasnya. Demikian melansir The Post.

Simak Video “Ngeri! Konflik Antar Suku di Papua Nugini, 26 Orang Dilaporkan Tewas
[Gambas:Video 20detik]

(ask/afr)

Membagikan
Exit mobile version