Minggu, September 8


Singapura

Semenjak pandemi, turis-turis China dilaporkan makin susah buka dompet. Tapi rasanya itu tidak berlaku untuk Singapura.

Dilansir dari Businness Times pada Jumat (22/3), Tahun Baru Imlek membawa keberuntungan lebih awal untuk Negeri Singa. Lebih dari 327.000 turis Tiongkok tercatat masuk ke Singapura di bulan Februari.

Jumlah ini naik 96 persen jika dibandingkan dengan Februari 2019, menurut Singapore Tourism Board (STB). Angka ini diperkirakan naik dalam beberapa bulan ke depan.


Kenaikan ini juga memiliki arti bahwa jadwal keberangkatan pesawat pada kuartal pertama sudah mencapai 101% dari tahun 2019.

Singapura bisa dibilang pulih lebih awal dari pada negara-negara tetangga. Sementara di Eropa, proyeksi pengunjung turis China diperkirakan turun hingga 40% dibandingkan tahun 2019. Sedangkan Amerika Serikat diperkirakan naik sekitar 73% dari tingkat sebelum pandemi, menurut US National Travel and Tourism.

Sebelum kenaikan ini, Singapura menghapuskan prasyarat visa bagi turis China dengan fokus keselamatan dan acara budaya. Benar saja, saat Tahun Baru Imlek tiba semua turis China berbondong-bondong datang ke sana.

“Singapura sangat urban, sangat bersih dan sangat mahal,” ucap Zhou, turis China yang datang ke Singapura untuk menengok cucunya.

Ia mengaku bahwa aksesibilitas Singapura menjadi salah satu kemudahan yang ia dapatkan ketika berkunjung. Tak hanya itu, ada kedekatan budaya antara China dan Singapura yang sudah mendarah daging.

“Terkadang rasanya seperti Tiongkok. Saya bisa berkeliling dengan menggunakan bahasa mandarin dan hokkien,” jelasnya.

Ada tiga hal yang membuat Singapura tak terkalahkan, yaitu wisata belanja, penerbangan langsung dan keamanan negara. Menurut data dari Trip.com, rata-rata pengeluaran per kunjung ke Singapura naik 30% jika dibandingkan dengan tahun lalu. Kenaikan ini terlihat di sektor penerbangan dan hotel.

“Tidak hanya jumlah pengunjung yang meningkat, rata-rata pengeluaran per wisatawan juga meningkat,” ucap Edmund Ong, manajer umum Trip.com.

Baru-baru ini, Singapura berhasil memonopoli konser Taylor Swift di Asia Tenggara. Ini jelas membuat semua penggemar Taylor, Swifties, terbang ke Singapura tanpa tedeng aling-aling.

“Saya membayar lebih dari 4.000 yuan (Rp 8,7 juta), untuk penerbangan, sekitar dua kali lipat dari harga biasanya. Semuanya sepadan,” ucap Yu Peixin dari Shanghai.

Soal konektivitas penerbangan dan keselamatan negara, Singapura memang tiada banding. Singapura memiliki hubungan bilateral yang baik dengan China, sehingga merembes ke interaksi budaya dan kehidupan sehari-hari. Inilah yang membuat turis China nyaman dan tak ragu buang uang saat liburan di sana.

Simak Video “Tips Mengetahui Pemandu Wisata yang Resmi
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/bnl)

Membagikan
Exit mobile version