Rabu, September 18


Jakarta

Energy Market Authority (EMA) Singapura telah memberikan persetujuan bersyarat (Conditional Approval/CA) kepada kepada dua perusahaan baru untuk mengimpor listrik hijau/rendah karbon dari Indonesia pada Kamis (5/9) kemarin.

Melansir dari CNA, Sabtu (14/9/2024), pemberian persetujuan bersyarat tersebut diumumkan oleh Menteri Tenaga Kerja sekaligus Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura, Tan See Leng, dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.

Kedua perusahaan yang baru persetujuan tersebut adalah Singa Renewables dengan jatah impor listrik sebesar 1 gigawatt (GW) dan Shell Eastern Trading sebesar 0,4 GW. Jadi total persetujuan bersyarat impor listrik baru yang diberikan Singapura sebesar 1,4 GW.


Dengan pemberian persetujuan bersyarat tersebut, saat ini sudah ada tujuh perusahaan Singapura yang diizinkan melakukan impor listrik bersih dari RI. Sehingga total impor listrik dari Indonesia akan naik menjadi 3,4 GW, dari sebelumnya 2 GW.

Sebelumnya ada juga Pacific Medco Solar Energy dengan jatah impor 0,6 GW, Adaro Solar International dan EDP Renewables APAC yang masing-masing sebesar 0,4 GW, serta Vanda RE dan Keppel Energy masing-masing akan mengimpor 0,3 GW.

Tan See Leng mengatakan kerja sama perdagangan listrik antara Indonesia dan Singapura ini akan membawa keuntungan bagi kedua negara. Sebab selain memasok listrik ke Singapura, proyek ini diyakini dapat mendorong pertumbuhan industri energi terbarukan di Indonesia seperti produksi baterai dan panel surya.

“Pendapatan dari ekspor listrik dapat digunakan untuk mempercepat proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia guna mempercepat dekarbonisasi Indonesia,” ucap Tan.

Sebagai informasi, pada 2021 lalu Singapura menargetkan untuk mengimpor listrik bersih hingga 4 GW hingga 2035 nanti. Sejak saat itu, Singapura menerima lebih dari 20 proposal dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Secara total, EMA telah mengeluarkan persetujuan bersyarat untuk sembilan proyek sejauh ini. Lima proyek di antaranya telah maju ke tahap lisensi bersyarat.

Proyek-proyek ini termasuk proposal Keppel Energy untuk mengimpor 1 GW listrik rendah karbon dari Kamboja dan proposal Sembcorp Utilities untuk mengimpor 1,2 GW dari Vietnam.

“Mengingat kemajuan proyek impor listrik yang menggembirakan dan untuk memastikan pasokan yang memadai guna memenuhi kebutuhan energi masa depan kita mengingat permintaan yang terus meningkat, Singapura akan meningkatkan ambisinya dan berupaya mengimpor 6GW pada tahun 2035,” jelas EMA dalam salah satu keterangan resminya.

EMA mengatakan pihaknya akan terus meneliti semua jalur dekarbonisasi untuk sektor listrik. Ini termasuk hidrogen, tenaga surya, energi panas bumi dalam, energi nuklir, serta teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.

“Seiring dengan upaya Singapura melakukan dekarbonisasi, EMA juga akan berupaya mencapai keseimbangan optimal antara keamanan energi, keberlanjutan, dan daya saing biaya,” pungkas otoritas tersebut.

(eds/eds)

Membagikan
Exit mobile version