Rabu, Desember 18


Jakarta

Soimah Pancawati merasakan bagaimana kerasnya persaingan saat terjun ke dunia hiburan. Dia ingat betul saat dirinya masih menjadi artis daerah.

Sebagai sinden pendatang baru di Yogyakarta, Soimah saat itu ingat masa-masa saat dirinya mulai laris job. Seiring dengan namanya yang mulai dikenal di daerah, ada juga yang melihatnya sebagai pesaing.

“Mungkin aku dianggapnya pesaing. Dalam sebuah pewayangan, wayang kulit bintang tamu bareng, aku sama beliau yang sudah senior. Aku sudah dengar cerita kalau beliau sudah melakukan hal-hal (curang) itu,” cerita Soimah di studio Pagi pagi Ambyar, Trans TV, Rabu (18/12/2024).


Saat itu, dia duduk berjajar dengan senior tersebut juga sinden lainnya. Sudah hal biasa pesinden pasti membawa peralatannya masing-masing, mulai dari tas, minum, dan alat make up.

Penyelenggara acara juga sudah menyiapkan minum untuk masing-masing pesinden. Namun, sinden senior itu meminta minum yang ada di depan Soimah.

“Dia minta air. Aku dalam hati, ‘Itu kan di depannya ada’. Mungkin dia kiranya setelah dia minum aku minum juga, ya nggak kan. Terus pinjam bedak, nggak mungkin dia nggak bawa bedak. Kalau aku bilang nggak punya (bedak) nggak mungkin, kalau aku kasih (pinjam) apa yang terjadi sama aku nanti?” tuturnya.

Soimah galau mau meminjamkan bedak atau tidak. Penyanyi berusia 44 tahun itu juga penasaran ingin tahu apa yang akan terjadi bila dirinya meminjamkan bedak tersebut karena dirinya sudah diberi tahu oleh rekan sejawatnya soal cara kotor yang dilakukan oleh sinden senior itu untuk mengerjai yang dianggap pesaingnya.

“Aku penasaran benar nggak kata orang-orang. Aku pegang bedak gemetar. Bismillah aku pakai, aku taruh di tas. Dalang persilakan aku nyanyi. Sudah mau nyanyi gamelan bunyi. Cuma gamelan bunyinya kayak jauh banget. Nyanyi aku dari a sampai z fales,” akunya.

“Dalang ngeh kalau aku itu (dikerjai) aku disuruh istirahat. Alhamdulillah efeknya cuma ke suara. Mungkin mikirnya kalau aku fales nggak diundang lagi, mungkin,” kata Soimah.

Sinden senior itu disebut Soimah masih ada meski tak lagi eksis. Akan tetapi, dia memilih untuk tidak mau bertemu meski sudah memaafkan.

“Aku berusaha untuk nggak pernah ketemu lagi. Pernah ketemu sekali, nggak yang terus jejer, aku di mana, dia di mana. Jadi lupakan saja. Sering dapat kabar dari teman (katanya pesinden itu) mau ketemu. Tapi aku nggak mau ketemu. Dendam nggak, cuma memang tabiatnya gitu, mending nggak usah,” ungkap ibu dua anak itu.

(pus/mau)

Membagikan
Exit mobile version