Senin, Januari 27


Jakarta

Pangkas rambut Asli Garut (Asgar) merupakan salah satu jenis usaha yang masih bertahan hingga saat ini. Seiring dengan terbukanya peluang usaha, muncul pesaing baru Asgar di industri jasa cukur rambut, sebut saja barbershop dengan nuansa dan peralatan yang serba modern.

Meski begitu, para pelaku usaha pangkas rambut Asgar masih optimistis dengan persaingan usaha yang ada saat ini. Yusuf (28), seorang juru cukur Asgar di Pangkas Rambut Kapten, Jalan Raya Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengaku tak khawatir dengan persaingan usaha di industri pangkas rambut. Meski terdengar pasrah, ia percaya rezeki yang digariskan Tuhan tidak akan tertukar.

Terlebih, jasa pangkas rambut yang ia tawarkan relatif bertarif murah. Tak kalah dengan pangkas rambut modern yang kian menjamur, usaha yang dijalankan Asgar juga mengikuti arus utama tren model rambut modern. Bahkan, ia juga menerima pesanan berdasarkan gambar yang dibawa pelanggannya.


“Salah satunya itu, punya pelanggan tetap. Ditambah percaya milik saja sih, percaya rezeki, semua ada yang ngatur,” sebut Yusuf saat ditemui detikcom di tokonya, Jumat (17/1/2025) lalu.

Jika dirinci, harga dari jasa yang ditawarkan Yusuf terbilang cukup bersaing. Untuk kategori dewasa pelanggan dikenakan biaya Rp 25.000, anak Rp 20.000, semir rambut Rp 50.000, hingga cukur kumis Rp 5.000. Dalam sehari, Yusuf bisa mencukur 15 kepala dengan penghasilan rata-rata Rp 300.000 per hari.

Bertahannya Asgar dari gempuran industri sejenis juga ditopang oleh kehadiran pelanggan tetap. Salah seorang juru cukur di Fix Up Barber Shop, Aang (44), mengaku memiliki belasan pelanggan tetap. Berdiri di antara ruko elit Jalan Wolter Monginsidi, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Fix Up Barber Shop diisi sumber daya manusia (SDM) Asgar, termasuk Aang.

Namun begitu, ruko pangkas rambut ini mematok harga yang lebih tinggi dari Pangkas Rambut Kapten. Untuk tarif normal di pangkas rambut ini, pelanggan perlu merogoh kocek sekitar Rp 90.000, untuk cut n shaving atau mencukur halus rambut Rp 130.000, mencukur halus rambut di area wajah Rp 50.000.

Sementara untuk tarif anak-anak, Fix Up Barber Shop mematok harga Rp 80.000. Selain itu, pangkas rambut ini juga melayani coloring atau mewarnai rambut dengan tarif Rp 150.000, creambath Rp 10.000, pijak Rp 80.000, hingga pembersihan rambut sisa cukur Rp 20.000. Tingginya tarif di Fix Up Barber Shop bukan tanpa sebab, melainkan disesuaikan dengan layanan yang diberikan.

“Tiap habis cukur ada servis pijat. Kalau kalau nggak mau juga nggak apa-apa. Di cukur, terus di cuci. Sudah bagian dari service, dicukur sekaligus dicuci,” terang Aang.

Ketua Asosiasi Seniman Rambut Garut (Asgar) Indonesia Irawan Hidayah Foto: Andi Hidayat

Terkait hal tersebut, Asosiasi Seniman Rambut Garut (Asgar) Indonesia juga telah menerapkan tarif jasa cukur rambut yang disesuaikan di berbagai daerah. Ketua Asgar Indonesia, Irawan Hidayah menuturkan, pemberlakuan tarif yang setara dilakukan untuk menjaga persaingan usaha.

Bahkan, Irawan juga mengatakan asosiasi telah mendirikan Koperasi Asgar Indonesia Terra khusus juru cukur Garut. Ia mengatakan, koperasi itu dibangun dengan tujuan membangun industri pangkas rambut Asgar yang dijalankan oleh sumber daya manusia (SDM) daerah.

“Terkait persaingan usaha dengan barbershop-barbershop yang sudah ada, ataupun pangkas rambut-pangkas rambut yang sudah ada, kami dari asosiasi membuat edaran terkait tarif. Jadi tarif dimanapun disamaratakan sesuai dengan wilayah,” jelasnya kepada detikcom.

Kelompok Usaha Pangkas Rambut Asgar

Pangkas rambut Asgar sendiri disinyalir masuk dalam kategori jenis usaha ultra mikro. Pasalnya, jika ditelisik lebih lanjut, pendapatan bulanan usaha pangkas rambut tidak masuk dalam kriteria UMKM berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,

Pada Pasal 6 ayat (1) UU Nomor 20/2008, memuat kriteria usaha mikro, yakni memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 juta.

Di ayat (2) pada pasal yang sama, memuat kriteria usaha kecil yang berbunyi, memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 miliar.

Pada ayat (3), memuat juga kriteria usaha menengah dengan kriteria memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai dengan paling banyak Rp 50 miliar.

Lain halnya dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 yang mengklasifikasikan UMKM. PP ini merupakan perubahan dari UU Nomor 20/2008 lantaran dinamika ekonomi dan inflasi. Dalam PP Nomor 7/2021, kriteria usaha mikro memiliki omzet sampai dengan Rp 2 miliar dengan modal pendirian sebesar Rp 1 miliar.

Sementara pada usaha kecil, omzet Rp 2 miliar sampai Rp 15 miliar dengan modal pendirian Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar. Selanjutnya kriteria usaha menengah dalam PP Nomor 7/2021 dengan omzet Rp 15 miliar hingga Rp 50 miliar dengan modal pendirian paling kecil Rp 5 miliar hingga Rp 10 miliar.

“Otomatis teman-teman yang posisi potong rambut ini masuknya ke ultra mikro, karena omzetnya sudah di bawah banget. Memang kalau Rp 300 juta masuk di (kriteria) mikro tapi kan kayaknya nggak mungkin omzet per bulannya sebesar itu kan, mencapai Rp 2 miliar,” kata Ketua Umum Asosiasi Industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia (Akumandiri), Hermawati Setyorinny, kepada detikcom.

Namun begitu, pelaku usaha mikro di sektor jasa kerap kali dihadapkan pada ketidakpastian, baik dari segi permodalan maupun perhatian pemerintah. Khusus untuk pangkas rambut Asgar, Hermawati melihat peluang yang cukup menjanjikan di tengah menurunnya daya beli masyarakat. Pangkas rambut Asgar bisa menjadi alternatif bagi masyarakat menengah untuk tetap mengikuti tren model rambut kekinian.

Hermawati menilai, Asgar dapat melakukan serangkaian kerja inovatif yang mampu menciptakan nilai tambah dari jasa cukur rambut. Pijat, misalnya, Asgar mampu menonjolkan servis usai memangkas rambut pelanggannya. Kekhasan ini dianggap mampu mendorong keberlanjutan pangkas rambut Asgar.

“Gitu menurut ibu itu malah peluang gitu, peluang. Tinggal ya itu, kan harus disepakati gitu apa sih yang akan menarik itu, apa yang menjadi daya khasnya kalau ini potong rambut Garut gitu, mungkin dengan massage-nya,” terangnya.

Sebagai salah satu inovasi yang ditawarkan, Hermawati juga menawarkan konsep franchise outlet pangkas rambut Asgar. Hal serupa juga dilakukan oleh salah satu usaha jasa di bidang pijat dengan kekhasan Thailand atau nuad thai yang belakangan juga menjamur. Dengan harga yang relatif terjangkau, pangkas rambut Asgar diyakini mampu bersaing dengan toko-toko yang lebih modern.

“Kalau salon besar itu kan pasti dia sudah akan menggunakan pajak juga, kalau mereka (pangkas rambut Asgar) ini kan belum. Nah itu, orang bisa beralih. Terus peluang ini bisa diambil lah teman-teman pemangkas rambut yang posisinya di bawah Standar PP 7/2021,” jelasnya.

Simak Video: Bisnis Tahan Banting, Barbershop Asgar

[Gambas:Video 20detik]

(acd/acd)

Membagikan
Exit mobile version