Jumat, November 15


Jakarta

Sudah banyak kecelakaan terjadi di Tol Cipularang. Jasa Marga mengungkap penyebab dari banyaknya kecelakaan di Tol Cipularang itu.

Kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang menyita perhatian publik. Pasalnya, ini bukan kali pertama ada kecelakaan di Tol Cipularang. Sudah ada banyak kecelakaan yang memakan korban jiwa di ruas tol tersebut. Jasa Marga mengungkap banyaknya kecelakaan di Tol Cipularang itu rupanya disebabkan oleh faktor pengemudi.

“Kejadian kecelakaan di Jalan Tol Cipularang yang terjadi di sejumlah titik termasuk di sekitar km 86 sampai dengan km 92 dengan faktor penyebab yang paling dominan adalah faktor pengemudi (90%) dan faktor kendaraan (10%), terutama yang melibatkan angkutan truk bermuatan melebihi kapasitas/ODOL (60,4%),” tulis Jasa Marga pada akun Instagramnya.


Kecelakaan di Tol Cipularang sering terjadi di KM 90-100. Praktisi Road Safety & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu pernah mengungkap ruas tol tersebut sering kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar. Jusri mengungkap jalanan di ruas tersebut didominasi rute menurun.

“Sehingga membuat beban kerja rem itu akan lebih berat daripada kondisi-kondisi di permukaan datar. Lebih-lebih kalau kendaraan tersebut adalah angkutan barang ataupun angkutan penumpang. Artinya, semakin berat bobot kendaraan, semakin berat beban kerja rem,” ujar Jusri.

Jusri menambahkan, handicap atau rintangan di tol Cipularang KM 90-100 arah Jakarta adalah jalanan menurun dengan gaya momentum yang kerap jadi pemicu mobil hilang kendali. Ditambah penanganan sopir yang salah, kecelakaan bisa tak terhindarkan.

“Bisa diawali kemampuan rem menyusut atau kemampuan shock absorber berkurang sehingga mobil kadang-kadang ketika menikung ada bodyroll tinggi, kadang-kadang ini membuat kendaraan hilang kendali. Belum lagi cengkeraman ban akan menurun seiring perpindahan bobot dari belakang ke depan (saat turunan), sehingga bobot kendaraan bertumpu pada roda depan. Saat pengereman darurat, kadang-kadang bisa membuat roda belakang terkunci, karena nggak ada beban (beban kendaraan ditransfer ke depan saat turunan), akibatnya sering mobil melintir atau oversteer. Bagi orang yang nggak sadar itu kaget, dia malah ngerem habis,” jelas Jusri.

Lihat juga Video ‘Ini Dia Fakta Baru Kecelakaan KM 92 Tol Cipularang’:

[Gambas:Video 20detik]

Saksikan Live DetikPagi:

(dry/din)

Membagikan
Exit mobile version