Minggu, Oktober 6


Jakarta

Seorang pekerja yang menatap layar komputer terlalu lama berisiko mengalami sakit kepala migrain. Salah satu cara untuk menghindari nyeri kepala ini adalah dengan melakukan relaksasi tubuh di jam-jam tertentu.

Spesialis neurologi dr Henry Riyanto Sofyan, Sp.N, Subsp.NN(K) mengungkapkan perlu adanya relaksasi tubuh saat bekerja agar terhindar dari stres karena beban pekerjaan, yang mana bisa memicu nyeri pada kepala. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menggerakkan badan setelah melakukan aktivitas monoton.

“Dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) ini sudah ada programnya. Setiap jam 10 sampai 12 ada aktivitas untuk melegakan (tubuh), kayak menggerakkan badan. Itu salah satu strategi supaya tidak mendapatkan beban dari luar akibat bekerja yang terlalu monoton, (tubuh) kita juga harus ada relaksasinya,” ujar dr Henry dalam Webinar Migrain Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (Perdosni), Kamis (13/6/2024).


Salah satu penyebab terjadinya nyeri kepala migrain selain lama menatap komputer adalah timbulnya stres. dr Henry mengingatkan pentingnya untuk memberikan waktu sejenak guna melepaskan beban saat bekerja, salah satunya adalah relaksasi mata.

“Dokter mata pun juga misalnya melihat komputer, ada jeda setiap 2 jam untuk melihat jauh atau (melihat) hal-hal yang hijau-hijau, misalnya kayak tumbuhan supaya mengeluarkan beban pada saat bekerja,” lanjutnya.

Setiap orang, lanjut dr Henry setidaknya harus paham terkait batasan-batasan yang ada di tubuhnya. Mengetahui alarm-alarm dari tubuh menurutnya menjadi hal penting agar tidak sampai mengalami nyeri kepala atau migrain karena bebas kerja.

“Saya juga seorang migrainer, kalau saya sudah 4 jam di depan komputer ini nggak tau kenapa nyeri kepala saya sudah mulai muncul. Jadi ada pembatasan ketika sudah mulai tanda alarmnya itu muncul, pada pasien ini kan berbeda-beda nggak semua sama,” tambahnya.

Selain beban, ada beberapa faktor lain yang mungkin bisa menjadi penyebab timbulnya migrain atau nyeri kepala saat bekerja. Faktor lingkungan juga memiliki peran untuk seseorang bisa mengalami sakit tersebut.

“Kira-kira pasien ini di tempat kerjanya apa sih yang bisa menimbulkan nyeri kepala, apa karena beban pekerjaannya atau karena ada faktor lingkungan. Misalnya di tempat kerjanya ada jamur, ada debu yang tidak terlihat,” ujar dr Henry.

“Atau penggunaan karpet, karpet itu kan juga ada debu-debu yang mungkin bisa mengganggu, atau mungkin ada binatang-binatang yang mungkin bersama di lingkungan kerjanya, misalnya kebetulan tempat kerjanya di klinik yang bertemu binatang,” sambungnya.

dr Henry juga mengingatkan untuk tidak menganggap enteng sakit kepala migrain ini. Menurutnya, jika tidak ditangani dengan serius, ditakutkan sakit tersebut akan menjadi kronik dan menimbulkan banyak masalah baru.

“Jika mempunyai riwayat sakit kepala atau jika pola sakit kepala berubah atau sakit kepala terasa berbeda, atau sering mengalami tanda dan gejala migrain, catat serangan yang dialami dan cara menanganinya. Segera konsultasi dengan dokter untuk menyingkirkan adanya masalah medis yang lebih serius serta untuk mendapatkan penanganan yang tepat berdasarkan tipe nyeri kepalanya,” tutupnya.

Simak Video “Kenali Beberapa Faktor Penyebab Migrain
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Membagikan
Exit mobile version