Jakarta –
Tanggal 5 November diperingati sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia (World Tsunami Awareness Day). Hari ini dideklarasikan oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2015 untuk meningkatkan kesadaran akan tsunami dan upaya pengurangan risiko.
Seperti dilansir PBB, pada bulan Desember 2015, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 5 November sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia. Peringatan ini untuk mendorong budaya kesadaran dan kesiapsiagaan global terhadap tsunami.
Tahun ini, peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia pada tanggal 5 November 2024 akan memperingati 20 tahun Tsunami Samudra Hindia. Dan salah satu tujuan yang ingin dicapai dari peringatan ini adalah dapat memberikan pelajaran kepada generasi baru, yaitu anak-anak dan remaja, terkait upaya mengurangi risiko dan kerugian bencana global.
Tema Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2024
Tema yang diangkat untuk peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia 2024 adalah “Lessons from the 2004 Indian Ocean Tsunami for the Next Generation“, atau yang artinya Pelajaran dari Tsunami Samudera Hindia 2004 untuk Generasi Berikutnya.
Pada tanggal 26 Desember 2004, sebuah gempa bumi di Samudra Hindia menyebabkan tsunami dahsyat yang secara tragis merenggut nyawa sekitar 230.000 orang dan berdampak pada 14 negara. Peristiwa ini menandai bencana global besar pertama di abad ke-21 dan tetap menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah baru-baru ini.
Pelajaran yang dipetik oleh para korban yang selamat, seperti mengenali tanda-tanda peringatan tsunami dan pentingnya mencari tempat yang tinggi, telah terukir dalam ingatan mereka. Namun, menjelang peringatan 20 tahun bencana tersebut, generasi baru yang mengalaminya pada usia yang sangat muda, atau yang lahir setelah kejadian, dapat mengambil manfaat dari pelajaran yang telah dipelajari oleh para penyintas yang lebih tua.
Tema Hari Kesadaran Tsunami Sedunia tahun ini selaras dengan Hari Internasional untuk Pengurangan Resiko Bencana dan KTT Masa Depan, yang berfokus pada “generasi muda dan generasi mendatang.” Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk memperingati peringatan 20 tahun Tsunami Samudra Hindia ini bertujuan untuk menyampaikan pelajaran yang dapat diambil dari peristiwa tersebut kepada generasi baru, yaitu anak-anak dan kaum muda.
Badan Pengurangan Risiko Bencana PBB (UNDRR) mendorong negara-negara yang berisiko terkena tsunami untuk memperbaharui jalur-jalur evakuasi, memasang sistem peringatan yang baru, dan meningkatkan kesadaran di kalangan anak-anak dan kaum muda. Mereka juga mendorong para pemuda dan lembaga pendidikan untuk bermain dan belajar dari game online Stop Disasters untuk memahami bagaimana cara menyelamatkan nyawa saat terjadi bencana.
Latar Belakang Hari Kesadaran Tsunami Sedunia
Sejarah ditetapkannya Hari Kesadaran Tsunami Sedunia adalah pada bulan Desember 2015 oleh Majelis Umum PBB. Hari ini bermaksud menyerukan kepada negara-negara, badan-badan internasional, dan masyarakat sipil untuk meningkatkan kesadaran akan tsunami dan berbagi pendekatan-pendekatan inovatif dalam upaya pengurangan risiko.
Hari Kesadaran Tsunami Sedunia merupakan gagasan dari Jepang, yang karena pengalamannya yang berulang kali dan pahit, telah membangun keahlian yang besar dalam berbagai hal, seperti peringatan dini tsunami, tindakan publik, dan membangun kembali dengan lebih baik setelah terjadinya bencana guna mengurangi dampak yang ditimbulkannya di masa yang akan datang. UNDRR memfasilitasi peringatan Hari Kesadaran Tsunami Sedunia melalui kerja sama dengan sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya.
Mengutip dari National Centers for Environmental Information (NCEI) atau Pusat Informasi Lingkungan Nasional (NCEI), dipilihnya tanggal 5 November sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia adalah berdasarkan tanggal terjadinya peristiwa gempa bumi dan tsunami pada tanggal 5 November (kalender Jepang) pada tahun 1854 yang dikenang dalam sejarah Jepang karena tindakan heroik seorang petani, Hamaguchi Goryo, yang mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan nyawa rekan-rekannya sesama penduduk desa Hiro-mura.
Seperti kebanyakan tsunami, peristiwa tersebut diawali dengan gempa bumi. Setelah gempa bumi yang merusak, gelombang tsunami menghantam desa Hiro-mura. Hamaguchi Goryo membakar berkas-berkas padi yang berharga di tempat yang lebih tinggi, karena ia tahu bahwa gelombang tsunami mungkin saja datang. Penduduk desa bergegas keluar dari bahaya untuk memadamkan api. Dari puncak bukit, penduduk desa melihat gelombang tsunami berikutnya yang semakin menghancurkan desa mereka dan memahami bahwa tindakan Goryo telah menyelamatkan mereka.
(wia/imk)