Selasa, Oktober 8

Jakarta

Asal usul emas hampir setua usia Bumi. Setelah berada di dalam Bumi selama jutaan tahun, emas memicu hasrat yang mengubah arah sejarah umat manusia. Dari penggunaannya sebagai landasan perdagangan, hingga perhiasan dan ornamen yang indah, emas merupakan unsur yang memiliki makna mendalam bagi peradaban dan budaya selama ribuan tahun.

Suku Inca bahkan menganggap emas sebagai air mata Matahari. Kini, melalui sains modern, kita tahu bahwa legenda kuno ini benar adanya. Untuk mengetahui di mana kisah emas bermula, kita harus melihat bintang-bintang.

Emas benar-benar berasal dari luar angkasa. Fakta ini berbeda dengan logam lain yang terbentuk di dalam kerak Bumi. Semua emas yang kalian lihat saat ini berasal dari tabrakan bintang neutron. Ketika dua bintang neutron saling bertabrakan, ledakan tersebut melibatkan tekanan yang cukup untuk menempa unsur-unsur yang lebih berat daripada besi, termasuk emas.


Bagaimana emas berakhir di Bumi?

Kemungkinan besar partikel emas ini tercampur dalam awan gas dan debu kosmik yang terlempar ke luar angkasa akibat supernova yang membentuk Bumi.

Seiring berjalannya waktu, emas tersebut tenggelam ke inti Bumi, tetapi naik ke mantel dan kerak Bumi setelah asteroid menghantam planet tersebut. Jika Bumi tidak tertabrak, sebagian besar emas ini mungkin tidak akan ditemukan karena kedalamannya terlalu dalam untuk digali.

Dikutip dari Perth Mint, saat ini emas ditemukan dalam bijih batu di seluruh dunia, tetapi sebagian besarnya, yang diperkirakan beratnya 9 juta kg, sebenarnya berada di dasar laut. Apa yang ditemukan di permukaan batu hampir selalu dalam keadaan murni, dengan endapan besar yang disebut bongkahan atau spesimen dan partikel yang dikenal sebagai debu emas.

Seringkali gempa Bumi membantu terbentuknya endapan ini saat lempeng bergerak. Cairan panas di dalam kerak Bumi mendorong batuan di area yang luas dan mencairkan endapan emas. Jika cairan mencairkan emas dalam jangka waktu lama, cairan tersebut dapat membawa mineral cair lainnya, seperti kuarsa.

Beberapa batuan yang mengandung emas telah bergerak ke permukaan seiring waktu, terkikis. Emas di batuan ini kemudian tersapu ke sungai untuk membentuk endapan emas aluvial.

Karena emas lebih berat daripada sebagian besar materi yang dipindahkan oleh aliran air, emas juga dapat terkonsentrasi di ceruk dan palung. Endapan emas seperti inilah yang pernah memicu demam emas di Australia pada tahun 1850-an. Saat itu, orang beramai-ramai mendulang emas.

Berapa banyak emas di Bumi?

Menurut World Gold Council, hingga akhir tahun 2021, sekitar 205.238 metrik ton emas telah ditambang sepanjang sejarah. Diperkirakan masih ada 53.000 ton lagi yang tersisa di cadangan bawah tanah yang telah teridentifikasi (hingga akhir tahun 2020).

Deposit emas lainnya, termasuk jumlah yang diperkirakan di bawah laut, lebih sulit dihitung secara akurat, selain perkiraan kasar. Kedalaman emas ini dan cara ekstraksi yang tidak ekonomis mungkin menjadi alasan utama mengapa emas ini tidak akan pernah ditemukan.

Simak Video “Video: Kenapa Emas Jadi Investasi Paling Aman?
[Gambas:Video 20detik]

(rns/afr)

Membagikan
Exit mobile version