Jumat, Februari 21


Tasikmalaya

Di Tasikmalaya, ada satu destinasi yang bisa traveler datangi jika ingin berburu durian. Di sini ada beberapa varietas unggulan.

Destinasi yang dimaksud itu adalah kebun durian Aa Kadu yang berlokasi di kampung Cibanasih, desa Cikeusal, kecamatan Tanjungjaya, kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kebun durian yang berdiri sejak tahun 2020 ini menjadi penghasil durian premium. Berbagai jenis durian ditanam di kebun seluas 25 hektar itu. Salah satu yang jadi unggulan adalah musang king dan duri hitam.


Aryanto, petani durian Tasikmalaya sekaligus pemilik dari kebun durian AA Kadu menyebut durian lokal tersebut berhasil membuat para ahli durian kepincut.

Jenis durian itu merupakan durian lokal asli Tasikmalaya. Ciri khasnya buah berwarna kuning dan rasanya legit.


“Durian lokal Tasikmalaya itu banyak yang potensial, selain musang king ada durian duri hitam dan beberapa lainnya,” kata Aryanto.

Durian-durian itu layak diproyeksikan jadi unggulan. Meski untuk dikembangkan serius perlu dilakukan pengujian dengan melakukan penanaman dan penelitian lebih lanjut. Artinya pengujian akan memakan waktu 4 sampai 5 tahun ke depan.

Kebun Durian Dirintis Saat Pandemi

Aryanto mengungkapkan keputusan memulai kebun durian dia ambil pada saat pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 yang melumpuhkan banyak sektor ternyata tidak menghalangi tekad Aryanto.

Awalnya, ia menanam berbagai jenis tanaman palawija seperti cabai dan jahe. Namun, hasil yang dirasa kurang memuaskan membuatnya memutuskan untuk beralih ke durian.

Ia pun berhasil mengubah tantangan menjadi peluang dan menjadikan kebun duriannya sebagai salah satu contoh sukses di kabupaten Tasikmalaya.

“Saya ingin tetap produktif tanpa melanggar protokol kesehatan. Karena itu, saya membeli sepetak tanah yang jauh dari pemukiman dan mulai berkebun,” kenang Aryanto.

Melihat potensi besar durian sebagai komoditas unggulan di Indonesia, Aryanto pun mengembangkan kebunnya secara serius.

Terinspirasi oleh keberhasilan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, ia memutuskan untuk membawa kebun kecilnya ke tingkat profesional.

Kebun Durian Tasikmalaya Foto: (dok. Istimewa)

“Indonesia punya peluang besar untuk bersaing di pasar global. Itu yang memotivasi saya untuk terus belajar dan berinovasi,” ujarnya.

Tak hanya itu, Aryanto juga melakukan studi banding langsung ke Malaysia dan Thailand untuk mempelajari teknik budidaya durian modern di sana.

“Ilmu yang saya dapatkan dari perjalanan itu saya terapkan di kebun saya. Mulai dari pemilihan bibit hingga metode perawatan pohon, semuanya mengikuti standar internasional,” jelasnya.

Kini, kebun durian AA Kadu tidak hanya menghasilkan buah durian yang berkualitas tinggi, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran bagi petani lainnya. Banyak petani datang untuk mencontoh metode budidaya yang diterapkan di kebun durian tersebut.

Filosofi Aryanto sederhana: terus belajar, berbagi ilmu, dan memberikan kontribusi kepada lingkungan. Kisah Aryanto bersama AA Kadu membuktikan bahwa dengan kerja keras dan tekad kuat, tantangan dapat diubah menjadi peluang.

Aryanto pun berharap petani durian di Priangan Timur segera memiliki asosiasi sehingga bisa memberi manfaat bagi orang banyak.

“Saya berharap bisa terbentuk asosiasi petani durian Priangan Timur. Karena tanpa asosiasi ketika ada over supply kita kebingungan menjual, kalau ada komunitas kita bisa saling berbagai peluang dan ilmu,” kata Aryanto.

——–

Artikel ini telah naik di detikJabar.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version